Berikut Rangkaian Acara Upacara Seba Baduy 2017 yang Disiapkan Pemerintah Kabupaten Lebak

Berikut Rangkaian Acara Upacara Seba Baduy 2017 yang Disiapkan Pemerintah Kabupaten Lebak
Tradisi Upacara Seba Baduy telah berlangsung selama ratusan tahun

LEBAK, Pelitabanten.com – Masyarakat Baduy, atau dalam sebutan lainnya dikenal Urang Kanekes (red. orang Kanekes) sebagaimana mereka tinggal di desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak – Banten. Adalah masyarakat yang sampai saat ini masih mengikuti adat-istiadat secara ketat. Sejak berdirinya Kesultanan Banten yang berawal sekitar tahun 1526, ketika Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, secara otomatis memasukkan Kanekes ke dalam wilayah kekuasaannya. Sebagai tanda kepatuhan/pengakuan kepada penguasa, masyarakat Baduy secara rutin melaksanakan Seba ke Kesultanan Banten (Garna, 1993).

Upacara Seba digelar setelah musim panen dan menjalani ritual Kawalu selama tiga bulan. Dimana pada saat ritual Kawalu, wisatawan dilarang memasuki wilayah Baduy Dalam di tiga kampung, yakni Cibeo, Cikartawana dan Cikeusik.

Selama ratusan tahun hingga sekarang, Upacara Seba terus dilaksanakan setahun sekali, berupa menghantar hasil bumi (padi, palawija, buah-buahan, gula aren dll). Dalam setiap upacara Seba warga Baduy memberikan pesan untuk selalu menjaga kelestarian alam, hutan, dan lingkungan, kepada Ibu Gede atau Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya dan Bapak Gede atau Gubernur Banten.

Masyarakat Baduy percaya bahwa alam adalah salah satu titipan yang Maha Kuasa untuk dilestarikan. Amanah dan kewajiban melestarikan alam jatuh pada Masyarakat Baduy. Oleh karenanya, semua sistem kehidupan Masyarakat Baduy berpedoman pada filosofi “lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung” (red. panjang tidak boleh/bisa dipotong, pendek tidak boleh/bisa disambung), tidak terkecuali dalam sistem hukum adat Baduy.

Upacara Seba Baduy yang akan berlangsung tahun ini, disebut-sebut terdapat lebih kurang 2000 warga Baduy yang akan mengikuti tradisi tahunan ini. Hal ini disampaikan oleh Rubama, Ketua Dewan Kesenian Lebak yang mengikuti Rapat Koordinasi Persiapan Seba Baduy tahun 2017 di Aula Multatuli Sekda Lebak, Kamis (13/4/2017) lalu.

“Upacara Seba Baduy tahun ini penyelenggaraannya dipersiapkan secara besar-besaran oleh pemerintah Kabupaten Lebak, dimana warga Baduy yang akan turun mengikuti Seba berjumlah sekitar 2000 orang, untuk itu pemerintah Kabupaten Lebak telah mempersiapkannya secara matang,” ujarnya, Sabtu (15/4/2017).

Demi menghormati dan memuliakan adat istiadat masyaralat Baduy serta keinginan untuk memeriahkan Upacara Seba Baduy, maka sejumlah agenda telah disiapkan oleh pemerintah kabupaten Lebak dengan rangkaian acara sebagaimana informasi yang telah berhasil dihimpun oleh Pelitabanten.com berikut ini.

Event Artventure, Territory of Gajeboh, pada Sabtu-Minggu, 22-23 April 2017 berlokasi di wilayah Baduy Luar di kampung Gajeboh, dengan kegiatan melukis bersama para pelukis se-Banten yang berjumlah sekira 50 pelukis.

Kemudian Gelar Produk Unggulan Kabupaten Lebak, pada Kamis-Sabtu, 27-29 April 2017 bertempat di Depan Musium Multatuli yang akan menampilkan berbagai produk unggulan kabupaten Lebak berupa macam-macam kuliner khas Lebak dan Banten, hasil bumi, souvenir atau cinderamata, dan produk khas lainnya.

Rangkaian Upacara Seba Baduy juga dimeriahkan dengan lomba menulis berita tentang serba-serbi seputar Seba Baduy selama delapan hari yakni pada Minggu-Minggu, 23-30 April 2017 yang melibatkan peserta dari para jurnalis Harian di kabupaten Lebak dengan kriteria penilaian artikel berita harus di Posting di fanspage (Facebook) Seba Baduy Lebak, yang mana pemilihan pemenangnya ditentukan dengan cara menghitung jumlah Like dan Komentar terbanyak.

Sedangkan event utamanya yakni Seba Baduy Lebak pada Jum’at-Sabtu, 28-29 April 2017 berlokasi di Kota Rangkasbitung, berupa Prosesi Penerimaan Masyarakat Baduy oleh pemerintah kabupaten Lebak, Babacakan Jeung Urang Baduy (red. makan bersama warga Baduy), Prosesi Upacara Seba Baduy, Sapeuting Jeung Urang Baduy (red. Semalam bersama masyarakat Baduy) dengan menampilkan berbagai hiburan yang menarik perpaduan seni budaya dan berakhir keesokan harinya dengan prosesi pelepasan menuju Kabupaten Pandeglang yang dilanjutkan ke Pendopo Gubernur Banten. (Sumber fanpage: SEBA BADUY LEBAK).

Keteguhan masyarakat Baduy dalam mengikuti adat istiadatnya memberikan banyak pelajaran tentang bagaimana manusia menghargai dan menghormati alam sekitar, diantaranya prinsip hidup masyarakat adat Baduy tercermin dari petuah-petuahnya; Gunung tak diperkenankan dilebur; Lembah tak diperkenankan dirusak; Larangan tak boleh di rubah; Panjang tak boleh dipotong; Pendek tak boleh disambung; Yang bukan harus ditolak yang jangan harus dilarang yang benar haruslah dibenarkan.