
TANGERANG, Pelitabanten.com – Hari raya Idul Fitri 1437 H yang jatuh pada hari ini, Rabu (6/7/2016) dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia dengan suka cita, tidak terkecuali di tanah Betawi, Kelurahan Poris Plawad, Cipondoh, Kota Tangerang. Usai melaksanakan puasa Ramadhan selama satu bulan lamanya, pada 1 Syawal 1437 H masyarakat kampung Poris memiliki tradisi unik yakni berkeliling kampung bersalam-salaman sesama keluarga, saudara, dan tetangga.
Tradisi unik dan telah menjadi budaya Islam Nusantara tersebut dilakukan untuk silaturahmi antar umat Islam dan saling meminta maaf antar warga kampung Poris.
“Ini tradisi yang sudah lama terjalin, warga di sini keluar kampung saling salam-salaman dan juga minta maaf antar tetangga. Mudah-mudahan ini menjadi berkah”, kata Dasuki, warga kampung Poris Plawad, Gang Sawo I, Cipondoh, Kota Tangerang, Rabu (6/7/2016).
Selain itu, ada juga tradisi lain yang telah menjadi budaya di kampung Poris, yaitu memberikan uang persenan — istilah sedekah uang recehan khusus di hari Idul Fitri– dari saudara atau tetangga.
“Tradisi lain di sini, anak-anak kecil biasanya dapet duit persenan berupa recehan dari saudara atau tetangga. Ada yang kasih lima ribu, sepuluh ribu dan duit recehan. Bukan lihat dari jumlahnya, tapi anak-anak kecil bahagia dapat duit persenan”, jelas Rian Rafsanjani.
Hari pertama pada Hari Raya Idul Fitri di Kampung Poris, yaitu mengunjungi makam atau ziarah kubur untuk mendoakan orang tua, kakek dan nenek atau orang dekat yang telah menghadap Allah SWT.
“Setelah selesai bersalaman-salaman dan silaturahmi warga kampung Poris berziarah ke kuburan, baca tahlil, tahmid dan surah Yasin untuk mendoakan orang tua atau orang dekat yang telah meninggal dunia”, kata Taufik Hidayat