Beranda Pendidikan

Kampung Literasi Kedai Proses Rangkasbitung Buka Kelas Menulis Skenario Sinetron

Kampung Literasi Kedai Proses Rangkasbitung Buka Kelas Menulis Skenario Sinetron
(ki-ka) Firman Andara, Gol A Gong dan Budi Harsoni dalam Launching Kelas Menulis Skenario Sinetron yang diselenggarakan oleh Kampung Literasi TBM Kedai Proses, Sabtu (15/4/2017)

LEBAK, Pelitabanten.com – Dunia kepenulisan merupakan sebuah dunia yang menuntut konsentrasi serius bagi para pelakunya. Menjadi penulis kreatif tidak sekedar memiliki imajinasi kreatif semata, namun juga dituntut untuk memelihara daya kreatifitas dalam diri penulis yang tidak terbatas, agar setiap karya yang lahir tetap menginspirasi para pembacanya.

Kampung Literasi TBM Kedai Proses yang beralamat di Jl. Budi Utomo No. 22 L Komplek Pendidikan, Rangkasbitung, Lebak – Banten meluncurkan program kelas menulis yang dikemas dalam acara talk show dipandu oleh redaktur Pelita Banten, Budi Harsoni bertajuk “Mampukah Kita Menembus TV Nasional?” di Aula STKIP Setia Budhi Rangkasbitung, Sabtu (15/4/2017).

Peserta dalam acara tersebut terdiri dari kalangan akademisi, guru-guru, siswa-siswi SMA dan mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung. Hadir sebagai pembicara, sastrawan Gol A Gong dan penulis skenario sinetron dan ftv, Firman Andara.

Dalam pemaparannya, Gol A Gong, pendiri Rumah Dunia yang memiliki nama lahir Heri Hendrayana Harris berbagi pengalaman sewaktu bekerja sebagai Head Creative di sebuah stasiun televisi swasta di Jakarta. Seorang penulis skenario harus bisa menyusun sebuah premis setelah memilih judul yang akan ditulis.

“Setelah kita menentukan judul sebuah sinetron, harus dapat menyimpulkan premisnya atau ide dasar dari sebuah cerita, kemudian baru disusun sinopsis dan diurai pembabakan dalam cerita atau treatment, kemudian alur cerita disusun dalam skenario”, ujarnya.

Sementara Firman Andara, penulis skenario sinetron, diantaranya yang pernah booming yaitu Pernikahan Dini, Benci Bilang Cinta, Jangan Berhenti Mencintaiku dan banyak lagi. Berbagi pengalamannya dalam dunia kepenulisan skenario baik untuk sinetron maupun Film Televisi (FTV).

Kampung Literasi Kedai Proses Rangkasbitung Buka Kelas Menulis Skenario Sinetron
Peserta acara Launching Kelas Menulis Skenario dari kalangan akademisi, guru-guru, siswa-siswi SMA dan mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

“Bekerja sebagai penulis skenario sinetron ataupun FTV, kita harus mempunyai mental dan keberanian. Kita harus siap berada di bawah tekanan deadline. Dan yang lebih penting, penulis skenario harus menguasai update dan logika sebagai modal utamanya,” katanya.

Dalam sesi dialog bersama peserta, berbagai persoalan seputar ide dan imajinasi menjadi pertanyaan. Ada juga yang memprsoalkan nilai-nilai moral dalam tayangan sinetron di televisi yang dirasa cukup menjadi perhatian para guru dan orangtua.

Dikatakan oleh Gol A Gong, bahwa dunia pertelevisian di Indonesia merupakan bagian dari industri dimana hampir semua tayangan sinetronnya tidak terlepas dari pesan-pesan sponsor yang menjadi sumber pendapatan utama sebuah televisi swasta di tanah air.

Namun begitu, penulis novel Balada Si Roy ini tidak menampik jika sinetron di televisi merupakan sarana pembelajaran audio visual. Merupakan tugas orangtua dan guru untuk mendampingi anak-anaknya agar dapat memberikan penjelasan mengenai pesan moral yang bisa dipetik dari sebuah tayangan sinetron.

Seperti yang disampaikan oleh Gol A Gong dengan nada berseloroh, “Harus diakui, hampir sebagian besar sinetron digemari oleh para ibu-ibu dan asisten rumahtangga. Dengan begitu, sinetron juga bisa mencegah terjadinya penyiksaan asisten rumahtangga terhadap anak majikannya. Asisten rumahtangga bisa menemani anak majikan sambil nonton sinetron,” ujarnya.

Kampung Literasi Kedai Proses Rangkasbitung Buka Kelas Menulis Skenario SinetronSementara Firman Andara yang merupakan alumni SMA 1 Rangkasbitung angkatan 1992 yang pernah belajar kepada penulis skenario film terbaik nasional asal Rangkasbitung, Misbah Yusa Biran semasa kulaih di Institut Kesenian Jakarta menyampaikan pengalamannya selama menjadi penulis skenario.

“Selama menjadi penulis skenario, baik sinetron maupun FTV, kurang lebih 700 skenario telah saya tulis dan ditayangkan di televisi. Dari segi sastra, gaya bahasa dalam skenario sinetron boleh dibilang sangat rendah. Namun kenyataannya, kerja penulisan skenario dituntut untuk cepat dan terampil. Sebab jika tidak demikian kita akan tersingkir. Itulah kenyataan yang dihadapi dalam industri pertelevisian di tanah air,” kata Firman.

“Sinetron sebagai industri dituntut cepat, jika sinetronnya stripping (red. disiarkan setiap hari) seorang artis bahkan terkadang menunggu naskah dari penulis karena dituntut harus segera tayang,” imbuhnya.

Kelas menulis skenario yang diselenggarakan Kampung Literasi TBM Kedai Proses rencananya akan dilaksanakan selama tiga bulan ke depan. Dalam kegiatan launching tersebut sebanyak 40 orang telah mendaftar untuk kelas angkatan pertama yang akan dimulai pada pekan depan di sanggar Kedai Proses.

Hasil dari kegiatan ini diharapkan akan melahirkan penulis handal yang memiliki keterampilan dalam menuangkan ide cerita melalui kekuatan imajinasi yang akan segera bergabung bersama Firman Andara untuk bekerja dalam dunia pertelevisian Indonesia, tentunya di dunia kepenulisan skenario sinetron.