Beranda News

HKN ke-57, Pemkot Tangerang Luncurkan Program Laksa Gurih dan Asmara TB

HKN ke-57, Pemkot Tangerang Luncurkan Program Laksa Gurih dan Asmara TB
Hari Kesehatan Nasional ke 57 Tahun, Pemkot Tangerang Melalui Dinkes Kota Tangerang Luncurkan Program Laksa Gurih dan Asmara TB. Foto Pelitabanten.com

KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com – Memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57 yang diperingati setiap 12 November. Pemkot Tangerang melalui (Dinkes) meluncurkan dua program.

Dimana, dua program tersebut diluncurkan dalam rangka menekan dan tuberkulosis di Kota Tangerang.

Kedua program yang diluncurkan di Gedung Sport Center Grand Duta, Periuk ini, diberi nama Tatalaksana Buruk Agar Segera Pulih (Laksa Gurih) yang berbasis website. Serta Aksi Skrining Mandiri Berbasis (Asmara) TB yang dilakukan pula dan pelatihan kepada 1089 kader Asmara TB.

“Jadi, untuk program Asama TB itu, kami (Dinkes) mencanangkan 5 ribu kader TB yang pembentukannya secara berkala. Sedangkan untuk Laksa Gurih itu aplikasi berbasis website yang nantinya akan menjadi data kita dalam memberantas stunting atau gizi buruk di Kota Tangerang,” jelas dr. Dini Anggraeni, Kepala Dinkes, saat ditemui di lokasi acara, Jumat (12/11/2021).

Baca Juga:  Lantik 448 Guru PPPK Tahap Kedua Benyamin: Guru P3K Harus Berkontribusi untuk Kemajuan Tangsel

Dan untuk mendorong partisipasi dan memberikan kepada masyarakat yang memiliki potensi TB. Dinkes juga bekerjasama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) terkait moda transportasi yang akan digunakan bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes untuk melakukan pemeriksaan lanjutan ke Kota Tangerang.

“Selama 30 hari bus akan melayanin pasien diabetes di puskesmas untuk dibawa ke RSUD. Di sana akan dilakukan pemeriksaan seperti rontgen, karena biasanya penderita diabetes rentan terkena TB. Tentu, semua layanan ini gratis,” ujarnya.

Dirinya juga menyampaikan saat ini, kasus TBC di Kota Tangerang masih terus ada. Meskipun angkanya masih di bawah rata-rata.

“Menurut data yang kamu miliki, Kota Tangerang, perbandingannya itu 172 orang per 100 ribu penduduk atau setara dengan 3.043 kasus, serta ditemukan 11 angka kematian pada saat tengah melakukan proses pengobatan,” tuturnya.

Baca Juga:  Mayat Wanita Muda Mengambang di Sungai Cisadane

Sedangkan lanjut dr. Dini, untuk angka stunting juga masih di bawah rata-rata Provinsi Banten.

“Kota kita termasuk di bawah nasional dan provinsi. Kalo Provinsi Banten 3,4 kita 16,8 tapi tetap kita coba turunkan 14 persen,” pungkasnya.