Beranda Opini

Tradisi Munggahan di Masyarakat Tangerang Jelang Puasa, Apa Itu?

Tradisi Munggahan di Masyarakat Tangerang Jelang Puasa, Apa Itu?
Munggahan di Rumah Warga Cipondoh, Kota Tangerang dengan Menggelar Doa Tahlil dan Tahmid. Foto Pelitabanten.com

, Pelitabanten.com adalah tradisi diberbagai daerah dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadan yang dilakukan pada akhir bulan Sya’ban.

Bentuk pelaksanaannya bervariasi di setiap daerah, umumnya berkumpul bersama keluarga kerabat, makan bersama, saling bermaafan, dan berdoa bersama.

Tak terkecuali mayarakat Tangerang, selain berkumpul bersama keluarga, sejumlah masyarakat di Tangerang banyak yang menyempatkan diri bersama keluarga menyambangi (berziarah) ke makam , leluhur, maupun sanak famili yang telah meninggal dunia.

Tradisi itu berupa mengirimkan maupun membersihkan area makam.

Disisi lain, nampak disejumlah warga beberapa Minggu ini, menghitung hari menjelang bulan ramadan ada juga yang menggelar tahlil dan tahmid, mengundang keluarga dan tetangga terdekat, makan bersama mendoakan keluarga sudah meninggal dunia.

Apa Itu Munggahan?

Dikutip dari laman Kemendikbudristek, munggahan berasal dari bahasa Sunda yakni ‘ungguh’ yang artinya naik.

Baca Juga:  Eksistensi Guru dalam Pradaban Pendidikan

Makna unggahan adalah naiknya ke bulan suci atau tinggi derajatnya.

Dalam masyarakat Sunda, tradisi munggahan dikenal sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT dan bertujuan membersihkan diri dari hal-hal buruk selama satu tahun sebelumnya.

Tujuan munggahan adalah agar masyarakat bisa terhindar dari hal-hal buruk ketika berada di bulan , lancar dalam menjalankan ibadah dan ibadah lainnya yang dianggap suci dan penuh ampunan Tuhan yang maha kuasa.

Kapan Munggahan Dilaksanakan?

Munggahan biasanya dilaksanakan menjelang akhir bulan Syaban atau satu hari sebelum Ramadhan.

Ada pula yang melaksanakannya satu atau dua minggu sebelum Ramadhan.