Beranda Tekno

Terancam Pidana, Pelaku Usaha RT RW Net Didesak Ikuti Regulasi Kemenkominfo

Terancam Pidana, Pelaku Usaha RT RW Net Didesak Ikuti Regulasi Kemenkominfo

, Pelitabanten.com – Praktik ilegal Net kembali maraknya baru-baru ini. Praktik ilegal ini merugikan tak hanya penyelenggara jasa telekomunikasi, juga berdampak negatif bagi telekomunikasi di Indonesia.

Heru Sutadi, anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) menilai, keberadaan maraknya praktik ilegal RT RW Net dapat menimbulkan permasalahan bagi konsumen telekomunikasi di Indonesia.

Sebab penyelenggara ilegal RT RW Net tak berizin, membuat jaminan kualitas pelayanannya atau quality of service (QoS) tak dapat dijamin. Agar konsumen telekomunikasi di Indonesia dapat terjaga, BPKN mengimbau agar penyelenggara praktik ilegal RT RW Net dapat mengikuti regulasi yang telah ditetapkan Kemenkominfo.

“Dalam regulasi yang berlaku di Indonesia, seluruh penyedia layanan telekomunikasi baik itu operator telekomunikasi yang menggunakan kabel atau nirkabel, wajib mengantungi izin dari Kemenkominfo,” kata Heru dalam keterangannya, Kamis (25/4).

Baca Juga:  Pembagian STB Gratis di Hotel Berbintang, Masyarakat Tidak Terdaftar Kecewa dan Marah

Bahkan Kemenkominfo saat ini sudah mengakomodasi penyelenggara RT RW Net yang selama ini beroperasi untuk tetap dapat menjalankan usahanya dengan membuat regulasi jual kembali (reseller) layanan operator telekomunikasi.

Dia menegaskan, salah satu aturan yang ada di dalam regulasi jual kembali ini adalah penyelenggara RT RW Net harus mencantumkan nama operator yang menjadi rekanannya.

“Tujuannya adalah untuk mempermudah melakukan terhadap QoS dari operator telekomunikasi yang menjadi mitra penyelenggara RT RW Net,” ungkapnya.

Jika penyelenggara RT RW Net tetap ingin menjalankan usahanya tanpa mencantumkan nama mitra operatornya, mereka dapat mengajukan izin penyelenggaraan jasa telekomunikasi di Kemenkominfo.

Saat ini pengajuan izin layanan jasa telekomunikasi di Kemenkominfo, lanjut Heru, sudah sangat mudah dilakukan dan prosesnya pun cepat.

Oleh karena itu, BPKN mendorong agar pelaku praktik ilegal RT RW Net untuk dapat mengajukan izin ke Kemenkominfo atau dapat bermitra dengan operator telekomunikasi untuk melakukan jual kembali layanan jasa telekomunikasi.

Baca Juga:  Kemendagri Sosialisasikan Indeks Kerawanan Pemilu 2024

Sebab perizinan yang diberlakukan Kemenkominfo merupakan salah satu instrument bagi regulator untuk memastikan layanan yang diberikan oleh operator telekomunikasi sudah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Termasuk dalam menjaga QoS dan masalah tarif.

Dia menambahkan, regulasi yang dibuat Kemenkominfo bukan suatu yang mengada-ada atau untuk mempersulit pelaku usaha RT RW Net. Apa yang dilakukan oleh Kemenkominfo adalah untuk menjamin hak dan kewajiban para pihak baik itu penyelenggara jasa telekomunikasi, pelaku usaha RT RW Net maupun .

“Karena ilegal, dan tak berizin, maka mustahil penyelenggara RT RW Net dapat memberikan perlindungan kepada konsumennya. Sebab regulator tak dapat melakukan pengawasan terhadap penyelenggara ilegal RT RW Net. Karena tak ada yang mengawasi kualitas layanan yang didapatkan masyarakat, sehingga praktik RT RW Net ini sangat merugikan konsumen,” kata Heru.

Karena merugikan konsumen dan bertentangan dengan UU Telekomunikasi, Heru mengatakan, Kemenkominfo maupun pihak berwajib dapat melakukan terhadap pelaku usaha ilegal RT RW Net.

Baca Juga:  Persiapan PON XX 2021, Kominfo Dukung Layanan Telekomunikasi dan Media Center

Dalam Pasal 47 jo. Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja jo. Pasal 55 ayat 1 KUHP, pelaku usaha ilegal RT RW Net dapat dipidana penjara paling lama 10 tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.5 miliar.