SERANG, Pelitabanten.com – Puluhan guru dan Kepala Sekolah SMA/SMK di Banten mengikuti pelatihan literasi media yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Banten, di gedung Korpri Kota Serang, Jumat (15/12/2017)
Ketua PWI Banten Firdaus mengatakan, kegiatan pelatihan literasi media bagi kepala sekolah dan guru-guru SMK tersebut merupakan salah satu upaya PWI Banten untuk memberikan pemahaman kepada pihak sekolah terkait pemberitaan dan kewartawanan.
“Apalagi saat ini di tengah perkembangan teknologi informasi, masyarakat terkadang susah membedakan mana berita yang benar dan berita ‘hoax’ termasuk mana wartawan dan mana yang bukan wartawan,” kata Firdaus.
Menurutnya, pemahaman literasi media bagi kalangan sekolah sangat penting agar nanti pihak sekolah baik guru dan siswa bisa membuat tulisan atau laporan kegiatan melalui media baik cetak maupun elektronik, di sekolahnya masing-masing.
“Apalagi sekrang ini pasti semua sekolah memiliki portal atau Web masing-masing. Ini bisa diisi untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi,” kata Firdaus.
Selain itu, kata dia, melalui pelatihan literasi media tersebut, pihak sekolah akan bisa membedakan mana wartawan yang benar-benar mencari berita ke sekolah tersebut dan memiliki media, dengan wartawan yang tidak jelas medianya dan hanya mencari keuntungan pribadi dengan mengatasnamakan profesi wartawan.
“Silahkan kalau ada wartawan-wartawan yang ‘tidak jelas’ datang ke sekolah, laporkan ke PWI,” kata Firdaus.
Setelah diberikan pelatihan cara menulis berita termasuk wawancara dengan nara sumber, sekitar 75 peserta pelatihan juga mendapat tugas membuat berita yang memenuhi unsur-unsur berita sebagaimana biasa dimuat di media massa.
“Dari semua peserta kami mengambil 30 orang yang hasil penulisannya bisa memenuhi unsur berita. Peserta ini nantinya akan menjadi mitra PWI untuk menyampaikan hasil pemberitaan di sekolahnya untuk dipublis,” kata Firdaus.
Salah seorang peserta dari SMK Alhuda Kota Serang, Mafhul mengatakan, pelatihan tersebut sangat bermanfaat untuk memberikan pemahaman terkait kewartawanan dan pemberitaan.
“Kami menjadi tahu mana yang sebenarnya wartawan, mana yang tidak jelas termasuk LSM yang datang-datang ke sekolah. Alhamdulillah sekarang kami jadi faham,” kata Mafhul
