Beranda Komunitas

Pegiat Literasi Nasional Berkumpul di Acara Kopdar Pegiat TBM Jawa Barat

Pegiat Literasi Nasional Berkumpul di Acara Kopdar Pegiat TBM Jawa Barat

BANDUNG, Pelitabanten.com – Kopi Darat (semacam pertemuan) Pegiat Taman Bacaan Masyarakat (TBM) se-Jawa Barat mengangkat tema “Dari Kita Oleh Kita Untuk Kemajuan Literasi Jawa Barat Tercinta” digelar di Sanggar Pramuka Kampus Ikopin Jatinangor, Bandung, Jawa Barat, Selasa-Rabu (26-27/2017).

Dalam laporan Ketua Forum TBM Jawa Barat, Opik, peserta yang hadir 109 orang pegiat literasi berasal dari sejumlah kabupaten/ kota diantaranya; Bandung, Garut, Sumedang, Sukabumi, Bogor, Depok, Purwakarta, Bekasi, Ciamis, Cianjur dan lain-lain. Hanya 5 daerah dari 32 kabupaten/ kota di Jawa Barat yang berhalangan hadir.  Juga dihadiri oleh pegiat literasi Banten.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut para penggerak literasi Nasional, yakni: Maman Suherman, Penulis, Wien Muldian, Penasehat FTBM Nasional, Firman Venayaksa, Ketua FTBM Nasional, Sofie Dewayani, Dosen ITB/ Penulis Buku Suara dari Marjin, Hikmat Kurnia, Ketua IKA UNPAD/ Ketua IKAPI Jakarta, Melvi, Pengurus FTBM Nasional, Atep Kurnia, Pengasuh Rubrik Kalam Pikiran Rakyat, Erik HK, Wartawan Majalah Aksara Kemendikbud dan Opik, Ketua FTBM Jawa Barat.

Baca Juga:  Pelantikan Ketua dan Pengurus DPW Himata Banten Raya Periode 2017/2019

Literasi adalah kemampuan menyelesaikan masalah. Melalui kemampuan literasi mampu membedakan mana benar mana salah. Jika kita miskin literasi maka kita akan termakan berita bohong atau hoax. Hal itu disampaikan Hikmat Kurnia, Ketua IKAPI Jakarta yang menyampaikan printing book (buku cetak) masih sangat dominan di pasaran.

“Selama yang dijual bukan kertas tapi informasi yang memberi pengetahuan pada orang banyak, maka buku akan tetap laku dijual,” ujarnya, Selasa (26/12/2017).

Kecerdasan abad 21 yang ditandai dengan gencarnya teknologi informasi melalui jaringan internet ditengarai adanya 4 kecerdasan pada generasi jaman now; Critical Thinking, Creative, Communication, Colaborative.

Maman Suherman, yang mendapat kesempatan di sesi malam bersama Firman Venayaksa dan Wien Muldian memaparkan secara panjang lebar perihal gerakan literasi hingga saat ini hingga mencapai puncak gerakannya mampu menembus istana negara.

Pegiat Literasi Nasional Berkumpul di Acara Kopdar Pegiat TBM Jawa Barat

Membuka pembicaraanya, Kang Maman menyampaikan sebuah hipotesa jika manusia membutuhkan alat untuk membantu dirinya bergerak. Kacamata untuk melihat, tongkat untuk berjalan, pisau untuk memotong. Dan berbeda dengan buku, ia adalah perpanjangan ingatan dan imajinasi manusia. Eksistensi manusia ada pada ingatannya. Tak heran jika penjajahan dimulai dari membakar buku-buku di perpustakaan, memberangus pengetahuan.

Baca Juga:  Komunitas Se-Tangerang Gelar Aksi Solidaritas Untuk Bencana Alam Lebak

Pegiat Literasi Nasional Berkumpul di Acara Kopdar Pegiat TBM Jawa Barat

“Literasi, sejatinya harus to educate, to empower, to enlight, to enrich; mendidik, memberdayakan, mencerahkan dan memperkaya pengetahuan manusia,” kata Notulen Indonesia Lawak Klub ini.

“Saya sepakat dengan Sofie Dewayani (Penulis Buku Suara Dari Marjinal), inti gerakan literasi adalah “Mothering Literation”, sebagaimana seorang ibu, gerakan literasi haruslah seperti matahari yang menyinari bumi,” imbuh Kang Maman.

Informasi yang disampaikan oleh Ketua FTBM Nasional, Firman Venayaksa mengatakan Kemendikbud berencana menjadikan TBM sebagai Satuan Pendidikan seperti halnya PKBM.

“Tinggal bagaimana kawan-kawan menentukan sikap menolak atau menerima semua ada konsekuensinya,” kata Firman.

Acara Kopdar yang digelar selama dua hari tersebut diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya; Camping Ceria, Bedah Buku “Suara Dari Marjin”, Pelatihan Menulis Berita, Diskusi Bersama Panglima Tali Integritas KPK, Curhat Pengelola TBM, Api Unggun, Pentas Seni, Pesta Liwet, Penyerahan Bantuan Buku, Pameran Foto dan Karya TBM.

Baca Juga:  Himata Banten Raya Gelar Acara Dialog Masyarakat dan Pendidikan