Beranda Budaya

MENARI di atas BADAI

MENARI di atas BADAI
Foto: Ilustrasi - Istimewa

Janganlah bermurung menanti badai berlalu, tp menarilah dengan riang di tengah badai

Menari di tengah badai? Sekilas menjadi perkara konyol untuk menari di tengah badai?!!  Jangan-jangan kita akan hanyut tersapu badai.! Quotes itu barangkali akan tepat jika tidak diterjemahkan secara harfiah, karena maknanya seringkali bermakna filosofis.

Aku teringat Quotes itu lantaran tengah berbasah-basah di angkutan umum yang melaju tersendat di tol luar kota. Pasalnya, aku yang baru saja kelar meeting dengan penerbit buku harus berlarian dan menunggu bis kota di tengah hujan di terminal bayangan kebon jeruk, alhasil basahlah sekujur pakaian.

Mau tahu rasanya berdesakan dengan baju basah di dalam angkutan umum yang pengap tanpa AC? Pastinya membuat perut mual dan bermuram durja menanti tiba di tempat tujuan atau berharap baju kan segera mengering. Tapi buat apa bermuram durja? Bukankah lebih elok jika kita ‘menari di tengah Badai’ dengan menikmati indahnya gemercik air hujan yang berpendar indah tersorot lampu mobil? Atau menikmati nyanyian merdua gemericik air yang begitu di dambakan padang pasir yang sangat susah mendapatkan hujan? Atau menulis dengan bukankah hal yang nikmat untuk dilakukan?

Baca Juga:  Permainan Dunia Politik [Cerpen]

Semuanya hanyalah bagian dari seni ‘menari di tengah badai’. Menari di tengah badai juga pernah dilakukan oleh Lionel Messi yang sudah 3 kali berturut-turut dianugerahi gelar pemain terbaik di dunia.

Messi yang sejak kecil gemar ditolak masuk beberapa klub sepakbola karena divonis mengidap kelainan Hormon pertumbuhan yang menyebabkan tubuhnya tidak dapat bertambah tinggi dari ukurannya saat itu.

Lantas apakah messi bermuram durja dengan kondisi itu? Semangat Messi bermain bola tidak pernah surut dengan terpaan badai cobaan, terus menari dengan kepiawaiannya bermain si kulit bundar sambil mengesampingkan kekurangannya.

Walhasil, Barcelona fc, sebuah klub raksasa spanyol terpincut meminangnya dengan komitmen membayar biaya pengobatan yang mencapai US$1000. Per bulan, hingga akhirnya Messi dapat tersenyum lebar saat badai ujian tersebut berlalu, karena Messi rela menari di tengah badai.

Baca Juga:  Filosofi Ojek Sepeda di Depan Kantor Astra Sunter

Thomas Alfa Edison yang di Drop Out dari karena Hyperaktif dan dianggap idiot, tak menyurutkan niatnya untuk tetap ‘menari di tengah badai’ dalam terus berkreasi.

Badai tak kunjung berlalu, telinga nya juga dinyatakan tuli, tp hal tersebut menambah irama tarian jiwanya di tengah badai, walhasil thomas alfa edison berhasil menciptakan 2000 hak paten termasuk penemuan fenomenal berupa lampu pijar dan alat bantu dengar untuk dirinya.

Menari di tengah badai juga dilakukan oleh Einstein yang didaulat sebagai orang idiot karena hingga umur tahun belum bisa mengucapkan kata dengan baik. Diapun hingga beranjak dewasa kesulitan untuk membaca, namun tariannya di tengah badai telah menghantarkannya menjadi seorang ilmuan terhebat sepanjang masa.

Jadi, tetaplah menari di tengah badai, bukan untuk membahayakan diri kita, tapi sekedar menghapus muram durja dan galau di hati. Hasilnya? Buktikan sendiri…

Baca Juga:  Lestarikan Budaya Lewat Festival Budaya Nusantara ke- III

Oleh: Abdul Latief, WTS

WTS: Writer Trainer Speaker. Penulis telah menerbitkan beberapa buku dan aktif di pengembangan sumber daya manusia, training public speaking, leadership, managemen, motivasi, dan beragam lainnya bagi termasuk menyemai pengembangan para pelajar dan mahasiswa di Banten dengan program Early Leadership dan Early Motivaton.

follow twitter: @pondok_harmoni

Instragram : @abdullatiefku & @harmonydailyquotes