Beranda News

Pesantren La Tansa Gelar Orasi Budaya Sambut Tahun Baru Hijriah

Pesantren La Tansa Gelar Orasi Budaya Sambut Tahun Baru Hijriah

LEBAK, Pelitabanten.com – Pondok La Tansa, Cipanas, Lebak, Banten menggelar orasi menyambut tahun baru hijriah, 13 September 2018. Orasi budaya disampaikan oleh budayawan Chavchay Syaifullah dengan judul orasinya “Estafet ”.

Selain orasi budaya, acara juga diisi dengan ceramah keagamaan dari Pimpinan La Tansa KH Adrian Mafatihullah Kariem, pertunjukan seni musik hadroh dan gambus, serta kepada para pemenang dalam Bahasa La Tansa 2018.

Dalam orasinya, Chavchay menjelaskan bahwa dialektika intelektualisme diperlukan dalam sebuah proses hijrah membangun peradaban . Namun dialektika jauh lebih penting, sebab selain akan terjadi proses hijrah yang mengedepankan nilai-nilai luhur ketuhanan, juga akan merembas ke dimensi etik masyarakat. Individu yang atang secara spiritual akan mengelola persoalan-persoalan zaman yang dihadapinya secara bijaksana, luas, dan mendalam.

Baca Juga:  Cerita Banjir Bandang Terjang La Tansa, Saat Warga Tangerang Kirim Bantuan

Chavchay mengutip pendapat penyair klasik Persia, Jalaluddin Rumi, yang menjelaskan tentang jalan spiritual yang mesti ditempuh para pencari Tuhan.

“Jalan spiritual adalah menghancurkan tubuh dan setelah itu memperbaikinya demi kemakmuran. Hancurkan rumah itu demi harta keemasan, dan dengan harta itu pula bangunlah rumah yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Bendunglah air dan bersihkanlah dasar sungai, kemudian biarkanlah air minum mengalir ke dalamnya. Torehlah kulit dan cabutlah duri, kemudian biarkan kulit segar tumbuh menutupi luka,” jelas Chavchay.

Jalan spiritual, bagi Chavchay, adalah jalan menuju -puncak pencapaian manusia sebagai hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Manusia yang sudah kuat secara spiritual akan menemukan kelemahan diri di mata Tuhannya.

Sementara itu KH Adrian Mafatihullah Kariem menjelaskan bahwa hijrah Rasulullah harus dimengerti sebagai peningkatan jiwa manusia. Baginya, peningkatan jiwa manusia terjadi seiring dengan keikhlasan yang ditanamkan manusia tersebut dalam setiap amal perbuatannya.

Baca Juga:  Gagal Demo Camat Ciledug, Aktivis Tangerang Bakal Melanjutkan

“Ikhlas adalah sesuatu yang fundamental, yang menentukan manusia bisa hijrah ke kondisi yang lebih baik atau tidak,” jelas putra almarhum KH Ahmad Rifa’i Arief tersebut.

Kyai Adrian juga mengingatkan bahwa Rasulullah hijrah di usia ke-40, sehingga umat Rasulullah yang sudah memasuki usia 40 tahun agar waspada untuk segera melakukan hijrah.

“Ini usia yang menentukan ke arah mana ia akan melangkah, ke arah yang penuh kegelapan atau ke arah yang penuh kebaikan,” tandasnya.