Beranda News

Anggota Komisi IX DPR RI Gandeng Kemenkes RI, Gelar Sosialisasi Peduli Hepatitis

Anggota Komisi IX DPR RI Gandeng Kemenkes RI, Gelar Sosialisasi Peduli Hepatitis

KABUPATEN TANGERANG, Pelitabanten.com,– Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bersama Anggota Komisi IX DPR RI Dra. Hj. Siti Masrifah, MA Menggelar Kegiatan Gerakan Aksi Peduli Hepatitis yang bertempat di GOR Cisauk, Kecamatan Cisauk Kabupaten Tangerang. Senin (24/9/2108).

Anggota Komisi IX DPR RI Gandeng Kemenkes RI, Gelar Sosialisasi Peduli Hepatitis

Kegiatan Tersebut dihadiri Langsung Oleh Dr Regina T, Sidjabat, M. Epid, Kasi Hepatitis dan Penyakit Infeski Saluran Pencernaan RI, Perwakilan Dinas Kabupaten Tangerang serta warga se – kecamatan Cisauk.

Anggota Komisi IX DPR RI Gandeng Kemenkes RI, Gelar Sosialisasi Peduli Hepatitis

Menurut Dra. Hj. Siti Masrifah, MA kegiatan ini bertujuan untuk memberikan advokasi soal Hepatitis kepada masyarakat se – Kecamatan Cisauk. Gerakan aksi peduli Hepatitis ini sangatlah penting. Karena penyakit Hepatitis yang diserang adalah hati (Liver). Dimana hati adalah salah satu organ yang paling vital didalam tubuh manusia. Hati seperti sebuah didalam tubuh manusia. Semua proses metabolisme dilakukan di dalam organ hati. Maka fungsi hati adalah melakukan proses anabolisme dan katabolisme.

Baca Juga:  Pemkot Tangsel Sediakan Tempat Vaksin Permanen

“ Di samping itu, hati juga akan mampu melakukan detoksifikasi racun yang masuk kedalam tubuh. Fungsi hati juga sebagai gudang penyimpanan pada glukosa dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi dan bila diperlukan bisa dilepas dalam bentuk glukosa yang ada didalam darah. Maka, apabila fungsi hati sehat, maka tubuh manusia bisa sehat. Jika hati anda sudah rusak total diserang virus hepatitis, maka fungsinya bisa terganggu atau bisa mati total, dan bisa mengakibatkan manusia meninggal,” Terangnya saat diwawancarai wartawan Pelitabanten.com dan beberapa awak media, usai kegiatan.

Dirinya menambahkan , Dimana untuk setiap tahun terdapat 5,3 juta ibu . Hepatitis B (HBsAg) reaktif pada ibu hamil. ratarata 2,%, maka setiap tahun diperkirakan terdapat 150 ribu yang 95% berpotensi mengalami hepatitis kronis (sirosis atau kanker hati) pada 30 tahun ke depan.

Baca Juga:  Mahasiswa STISIP Banten Raya Magang di KPU Provinsi Banten, Tingkatkan Implikasi Teori dengan Praktek 

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2017, sebanyak 7,1 % penduduk Indonesia mengidap hepatitis B. Sedangkan Target di 2017 lalu, sebesar 30% kabupaten/kota melakukan dini Hepatitis B, pada 2018 sebesar 60% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B, dan 90% kabupaten/kota melakukan deteksi dini Hepatitis B pada 2019, serta eliminasi Hepatitis B pada 2020.

Perlu adanya pembangunan kesehatan menuju ke arah pengembangan upaya kesehatan dengan target 90% bayi baru lahir mendapatkan imunisasi Hepatitis B 0 (HB0) kurang dari 24 jam, dan 80% orang yang ditemukan Hepatitis B dan C mendapat layanan lanjutan.

Dalam hal ini adanya penularan terhadap penyakit Hepatitis seperti Hepatitis A dan E ditularkan melalui kotoran dan mulut. Biasanya penderita merasa lemas akut. Belum ada obat untuk jenis hepatitis ini, namun dapat dengan sendirinya. Lain halnya dengan Hepatitis B, C, dan D. Hepatitis tersebut ditularkan melalui kontak cairan tubuh.

Baca Juga:  Komisi IX DPR RI Dan Kemenkes RI Gandeng POLTEKKES Banten Gelar Gerakan Masyarakat Hidup Sehat

”Hepatitis C dan B tidak jauh beda. 1,01 % penduduk Indonesia mengidap Hepatitis C. Obat nya sudah ada, yaitu dengan obat Direct Acting Antiviral (DAA), ” imbuhnya.

Siti Masrifah menyampaikan himbauan kepada kementerian Kesehatan RI agar meningkatkan program promotif preventif dengan aksi pengendalian Virus Hepatitis ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan, pertama peningkatan kesadaran, kemitraan dan mobilisasi sumberdaya manusia yang ada. Kedua, melakukan  pengembangan surveilans Hepatitis untuk mendapatkan data sebagai dasar untuk penyusunan respons penanggulangan Hepatitis. Ketiga, Memperkuat hukum dan peraturan upaya pencegahan secara komprehensif. Ke empat, melakukan deteksi dini, dan tindak lanjutnya yang mencakup akses Perawatan, dukungan dan Pengobatan,” Pungkasnya.

Editor: Adin