Beranda News

Sarat Kepentingan, Pemilihan BPD Laksana Pakuhaji Dinilai Janggal

Sarat Kepentingan, Pemilihan BPD Laksana Pakuhaji Dinilai Janggal
Diduga Sarat Kepentingan, Pemilihan BPD Laksana Pakuhaji Dinilai Janggal. Foto Pelitabanten.com (Dok.Ist)

KABUPATEN TANGERANG, Pelitabanten.com, — Pemilihan anggota Badan Permusyarawatan Desa (BPD) Periode 2019 – yang dilaksanakan di kantor Desa Laksana sarat dengan kepentingan dan terkesan janggal.

Pasalnya proses pemilihan ini tanpa didampingi Kepala Desa (Kades) , dengan Ketua BPD terpilih Suhemi dari Dusun (Kejaroan) 6, Kamis pagi (28/02/2019) Lalu.

Sekertaris Desa (Sekdes) Laksana Simyar sebagai Ketua Panitia, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya menjawab perihal Kades yang tidak tampak mendampingi pelaksanaan pemilihan BPD di Desanya.

“Kades tadi pagi di awal acara (pembukaan-red) hadir, tapi pak Lurah sengaja pergi sewaktu acara pemilihan berlangsung karena pak Lurah tidak mau dinilai oleh warga terlalu ikut campur,” kilahnya.

Ia mengatakan, calon anggota BPD dari 11 dusun yang terdaftar, ada dua orang calon anggota yang dinyatakan gugur.

“Suharto dari Dusun 2 dan Julia Wardah dari Dusun 3 kami nyatakan gugur karena tidak hadir dan tidak ada konfirmasi/kabar, padahal kami sudah memberikan undangan melalui Rt setempat. Jadi, total calon anggota BPD yang dipilih tadi hanya ada sembilan orang,” kata Simyar.

Baca Juga:  Tidak Mau Didata, Petugas PPDP Pemilihan Bupati Tangerang Ditonjok Warga

Lebih lanjut, Simyar meyakinkan bahwa dirinya sudah menegaskan kembali kepada para RT perihal penyampaian undangan kepada dua calon anggota BPD yang dinyatakan gugur itu.

“Tadi sudah saya pertanyakan dan pertegas kembali dan kata Rt-nya, undangan tersebut sudah diberikan ke yang bersangkutan, dan Rt juga bilang undangan itu tanggung jawab dia,” ucap Simyar mengutip perkataan Rt-nya.

Ketika ditanya berapa jumlah perolehan suara dan berapa jumlah pemilih tetap yang ada di Desa Laksana, jawaban Simyar terkesan plin plan. Bahkan ketika diminta data laporan tertulis hasil dari pemilihan (notulen-red), dirinya juga tidak bisa menunjukkan sepenuhnya.

Terpisah, Hal berbeda diungkapkan Suharto calon anggota BPD dari Kejaroan 2 yang dinyatakan gugur oleh panitia dengan alasan mangkir dari acara. Suharto justru merasa digugurkan secara sengaja oleh pihak yang tidak karena dirinya merasa tidak pernah menerima undangan dalam bentuk apapun dari pihak panitia.

“Saya tidak pernah menerima undangan atau pemberitahuan dalam bentuk apapun dan saya juga tidak tahu kalau ternyata hari Kamis pagi ada acara pemilihan anggota BPD di kantor Desa, sedangkan saya adalah calon anggota BPD Desa Laksana yang sudah terdaftar,” ujar Suharto, Jum’at (01/03/2019) dengan nada kesal.

Baca Juga:  Tersegel, Prostitusi Berkedok Refleksi Kesehatan Tetap Beroperasi

Kata dia “Dari awal memang sangat tidak , tidak demokrasi, tidak pernah ada , panitianya tiba-tiba sudah terbentuk. Pengumuman pendaftaran calon anggota BPD juga tidak ada, malah saya yang mencari tahu sendiri ke Desa untuk mengambil formulir pendaftarannya,” ketusnya.

Suharto merasa sangat kecewa karena tidak bisa menggunakan haknya untuk dipilih dan memilih. Dan ia menduga, pemilihan anggota BPD Desa Laksana sarat dengan kepentingan pribadi.

“Saya sangat kecewa dan tidak terima karena saya merasa dihalang-halangi hak saya untuk dipilih dan memilih sebagai warga Desa Laksana. Seperti ada sesuatu di balik ini semua yang seharusnya tidak boleh seperti ini,” tukasnya.

itu Julia Wardah calon anggota BPD dari Kejaroan 3 mengungkapkan, dirinya menerima undangan pelaksanaan pemilihan anggota BPD Desa Laksana baru Kamis siang selepas dia pulang .

“Saya sih menerima undangan tapi telat, tadi pagi saya mau berangkat kerja, undangan itu belum ada. Tapi setelah saya pulang kerja sekitar jam 1 siang, saya baru lihat undangan itu ada di ,” ungkapnya.

Baca Juga:  Seru dan Sehat! Ayo Hadiri World Walking Day di Tugu Adipura Kota Tangerang

“Apa benar kalau caranya begitu ? Kalau memang mau sesuai aturan, kenapa tidak dari jauh-jauh hari undangan itu diberikan ke saya, paling tidak malam sebelum acara. Lagian mereka (panitia-red) tahu, kalau di jam itu saya bekerja,” imbuhnya.

Senada dengan Suharto, ia merasa sangat kecewa dengan kinerja panitia pemilihan anggota BPD Desa Laksana yang terkesan tidak transparan.

“Saya sangat kecewa, seperti ada sesuatu yang -tutupi dari awal, dan tidak transparan karena setau saya sosialisasi saja memang tidak pernah ada. Panitianya siapa-siapa saya juga tidak tahu, yang saya tahu cuma Sekdes Simyar saja,” keluhnya.

“Kinerja Pemerintahan Desa terutama Kadesnya harus dikoreksi dan diperbaiki lagi,” tandasnya.