Beranda News

Penyintas Bencana Banjir Lebak Manfaatkan Pakaian Bekas Jadi Barang Bernilai Ekonomis

Penyintas Bencana Banjir Lebak Manfaatkan Pakaian Bekas Jadi Barang Bernilai Ekonomis
Pelatihan membuat keset dari pakaian bekas diikuti oleh ibu ibu penyintas bencana di Kampung Oko, Desa Sajira Mekar, Kecamatan Sajira, Lebak.

LEBAK, Pelitabanten.com – Bangkit berdaya bersama penyintas , adalah tema yang diusung dalam program pemberdayaan kreatif pasca yang ditujukan untuk para ibu di wilayah terdampak. Sebuah kerja bareng , Sahabat Nurani serta para relawan lainnya. Hal ini merupakan suatu jawaban akibat sumbangan baju untuk yang terus datang dan jumlahnya menggunung.

“Salah satu permasalahan pasca bencana banjir dan longsor di Lebak awal tahun lalu yang dialami di setiap posko bencana adalah sumbangan pakaian bekas dari para donatur yang terus berdatangan, sehingga menjadi over kapasitas dan jumlahnya menggunung. Menyelesaikannya perlu pemikiran kreatif, sehingga bisa teratasi dengan baik,” kata Nendi Rivaldi, relawan asal Desa Sajira Mekar, Sabtu (1/2/2020).

Didampingi relawan Desa Sajira Mekar, membuat keset kaki yang memanfaatkan pakaian bekas sumbangan dari para donatur dengan teknik tapestri yang dilakukan pada minggu lalu selama lima jam tersebut, sampai saat ini kegiatan terus dilanjutkan oleh kaum ibu penyintas bencana di Kampung Oko, Desa Sajira Mekar, Sajira, Lebak.

Baca Juga:  Resmikan Rakordikbud, Iti Octavia: Lebak Kekurangan 4000 Guru

“Pelatihan pembuatan keset ini sangat bagus sekali, daripada ibu-ibu nongkrong enggak jelas, mending bikin keset seperti ini,” ucap salah seorang ibu yang telah berhasil membuat anyaman keset kaki.

Dari pelatihan tersebut, diberikan 15 buah cetakan keset berbagai ukuran, berupa bingkai kayu persegi panjang dengan penuh paku di bagian sisinya. Dijadikan bekal oleh para penyintas untuk menambah penghasilan ekonomi.

“Harapannya pelatihan pembuatan keset tersebut bisa berkelanjutan, sehingga manfaat dari daur ulang baju bekas bisa bernilai, baik secara lingkungan dan juga menambah penghasilan ekonomi keluarga,” pungkas Nendi.

TapestriArt merupakan teknik dalam griya tekstil, dalam pembuatannya hampir sama dengan anyam atau tenun, yaitu ialah susup atau menyusup, silang atau silang menyilang antara benang lusi dan pakan. Namun bahan yang digunakan kali ini memanfaatkan pakaian bekas yang tidak terpakai.

Baca Juga:  Lebak Peroleh Dana Desa Rp. 406 Miliar, Ade Sumardi: Sasarannya untuk Kesejahteraan Masyarakat Perdesaan