LEBAK, Pelitabanten.com – Anak muda dan kreatifitas, serupa putaran roda yang tak pernah tuntas. Selalu menggelinding, terkadang liar bahkan tak jarang memicu keinginan untuk memasuki arena pergaulan dalam budaya tanding. Di kota Rangkasbitung, selain banyaknya komunitas musik dengan berbagai genre yang tengah populer, terdapat beragam komunitas anak muda menggandrungi hobi/ kegemaran bahkan terkadang menuntut keterampilan dan ketangkasan. Semua berbaur di sekitar Alun-alun Rangkasbitung. Saat siang menjelang sore, hingga malam yang kian marak dengan keramaian masyarakat, untuk sekedar nongkrong atau jalan-jalan menikmati suasana malam yang sumringah.
Ada banyak komunitas yang melakukan kegiatan rutin di sekitar alun-alun Rangkasbitung. Sebut saja komunitas Siklus Rider, kelompok anak muda yang menggandrungi olahraga skateboard. Mereka biasa beraksi di depan Museum Multatuli dan Perpustakaan Saidjah Adinda yang baru berdiri. Juga ada kelompok Alust, komunitas sepeda BMX yang menempati area sekitar halaman gedung DPRD Kab. Lebak. Bergeser sedikit ke barat, tepat di tikungan depan Kantor Satpol PP, sebelum masjid Agung Al-A’raf, anak-anak muda biasanya duduk berjajar, kongkow-kongkow sambil menikmati kopi dan minuman lainnya yang bisa pesan di warung Atang, nama yang tidak asing di kalangan anak-anak komunitas di seputaran alun-alun.
Sekira lima ratus meter ke arah timur, tepatnya di Jl. RA. Kartini No. 74, depan Pengadilan Negeri, Rangkasbitung, Lebak-Banten, menempati sebuah ruang paviliun berukuran 4×6 meter, terpampang neon box di pagar, berbentuk pentagon bertuliskan “Doa Ibu (74) Barber & Shop”. Di sanalah sebagaian anak muda dan komunitas yang kerap beraktifitas di Alun-alun Rangakasbitung merawat dan menata rambut mereka. Karena bagaimana pun, anak muda yang membuka usaha pangkas rambut di Doa Ibu itu adalah bagian dari komunitas yang saling mengenal satu sama lain.
Doa Ibu (74) Barber and Shop, usaha pangkas rambut dengan selera potongan anak muda bergaya Rockabilly, sebuah aliran musik punk rock masa kini. Digawangi oleh Badrun, owner Doa Ibu, yang meyakini bahwa usaha potong rambut yang dijalaninya sudah tepat, sebab katanya, “Karena selagi manusia masih hidup, rambutnya pasti akan terus tumbuh. Dan usaha pangkas rambut tidak akan pernah sepi pengunjung”, ungkapnya penuh antusias kepada Pelitabanten.com. Rabu (11/1/2017)
Bersama dua orang sahabatnya; Wongki dan Avenk – Badrun tidak hanya usaha pangkas rambut, ia juga menyediakan produk yang berkaitan dengan rambut, seperti minyak penumbuh rambut dan pomade. “ Disini juga menjual berbagai macam minyak rambut; obat penumbuh kumis dan jenggot dan juga pomade”, kata Badrun pemain bas di grup band beraliran Ska Punk, The Running Man.
Pangkas rambut Doa Ibu beroperasi setiap hari mulai jam 10 pagi hingga 10 malam. Bersama teman-temannya, Badrun menekuni usaha ini sudah lebih setahun sebelum pindah ke tempat yang sekarang. “Sebelumnya di Pasir Suka Rayat, lokasinya tidak jauh dari Kodim 0603/Lebak. Penghasilan cukup, lumayan buat nutupin kebutuhan sehari-hari dan bayar sewa tempat, kalau musim masuk sekolah atau menjelang lebaran, rejeki lebih dari lumayan lagi, bisa nyemur kita, hehe…”, selorohnya santai. Ketika ditanya mengapa usaha pangkas rambutnya dinamai Doa Ibu? “Buat gue, Doa Ibu itu sakral. Dan gue yakin surga ada di telapak kaki ibu”, jawabannya kali ini terdengar serius. (lengket)