KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com–Wabah virus Corona yang saat ini melanda Provinsi Banten berdampak terhadap perekonomian masyarakat salahsatunya pasar tradisional di kota Tangerang, situasi pasar tampak sepi pengunjung. Yang terlihat umumnya hanya pedagang yang menunggu pembeli datang.
Dalam pantauan pelitabanten.com, di Pasar Anyar kota Tangerang lorong-lorong kios di pasar yang memiliki luas 2,4 hektare ini pengunjung datang untuk berbelanja tampak sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang berbelanja kebutuhan pokok, dan banyak kios pun tampak tutup.
Kepala PD. Pasar Anyar, Achmad Juhaeni SE., mengatakan pasar tampak sepi terjadi sejak hari Senin (16/03/2020). Para pedagang pun mengeluhkan keadaan tersebut, walaupun penyemprotan cairan desinfektan sudah dilakukan oleh pihaknya sejak Senin, guna pembersihan dan pencegahan penyebaran virus Corona.
Bahkan Operasi pasar yang dilakukan pada Jum’at (20/03/2020) pagi oleh Bulog menurutnya sepi peminat, tak seperti biasa bila diadakan operasi Pasar sebelum-sebelumnya.
“Tadi pagi pun operasi Pasar yang dilakukan Bulog sepi, karena memang kondisi pasar pengunjungnya ga ada, total beras terjual hanya 127,5 kg, ” jelas Ajun panggilan akrab Kepala PD. Pasar Anyar saat ditemui pelitabanten.com di kantornya Jumat sore.
Keluhan para pedagang pun kerap ia dengar dengan kondisi sepi pengunjung pasar yang ia kelola, dengan kondisi seperti ini penurunan penjualan komoditas pasar pun tampak.
“Pedagang pun ngeluh, sampe ada yang bilang kok pasar sepi banget nih pak gara-gara Corona, jangan sampai di lockdown ini pak, yah itu kan keputusan pemerintah pusat saya jawabnya sama para pedagang,” ujarnya.
Ajun mengatakan hampir rata-rata kebutuhan bahan pokok seperti ayam potong dan daging sapi menurun 50% penjualannya. Gula ada stok namun pasokan berkurang, yang tampak sangat menonjol menurun penjualannya adalah kebutuhan sandang seperti pakaian yang memang bukan kebutuhan sehari-hari. Namun beberapa ada pula pengunjung yang datang ke pasar untuk menjual emasnya karena harga emas sedang tinggi, mengikuti nilai Dolar Amerika.
“Hampir rata-rata pedagang menurun penjualannya, saya ambil contoh misalkan daging sapi yang biasanya 4 ekor saat ini hanya 2 ekor pedagang berani memesannya di tempat pemotongan, Ayam potong atau ukuran ayam Padang yang biasanya habis 500-600 ekor tiap harinya saat ini hanya 200-300 ekor, rata-rata sisanya dibekukan disimpan di freezer (lemari es-red) itu membuat turun harga dan susut bobotnya,” ungkap Ajun.
Meskipun demikian, Ajun mengatakan para pedagang tetap bersemangat membuka usahanya walaupun ramai pemberitaan wabah penyebaran dan penularan Covid-19. Untuk pencegahan terjadi penularan pedagang kerap dihimbau untuk menjaga kebersihan dan melakukan pencegahan seperti yang sudah diumumkan oleh pemerintah.
“Ya mereka juga tetap harus nyari duit kan, rejeki mah ada buat makan sehari-hari kata mereka (pedagang-red), kita juga himbau agar menjaga kebersihan lingkungan kios, dan mengikuti himbauan pemerintah untuk selalu mencuci tangan atau menggunakan cairan pembersih tangan, selain itu penyemprotan desinfektan seminggu ini sudah kami lakukan rutin selama 4 hari, siang hari di Los pasar, malamnya di kios-kios,” pungkasnya.
Di sisi lain, begitu pula keluhan salahsatu pedagang makanan seperti Bakso di sekitar kawasan pasar anyar, dirinya mengungkapkan sepinya pengunjung pasar pun berdampak pada barang dagangannya.
“Sepi Bang, dari pagi sampe sore begini baru sepuluh mangkok, ini iseng daripada bosen nungguin orang beli saya metikin Cabe, ini aja harga cabe setan naik biasanya 25-30 ribu, sekarang 45 ribu sekilonya,” Ujar Dodo.