KOTA TANGERANG, PelitaBanten.com – Yayasan Peduli Lingkungan Hidup (YAPELH) Indonesia kembali menggelar aksi demo penutupan intake PT Gajah Tunggal, di Gunungsari, Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang.
Pasalnya, Intake PT Gajah Tunggal dianggap YAPELH mencemari Sungai Cisadane dan merugikan warga sekitar.
Aksi pembentangan spanduk Penutupan Intake PT Gajah Tunggal tersebut mengunakan 15 sampan dan satu buah speed boat.
Uyus Setia Bakti, koordinator aksi mengatakan, aksi demo yang dilakukan YAPELH Indonesia merupakan aksi lanjutan setahun yang lalu terhadap PT Gajah Tunggal, sebagai bentuk protes aktivis lingkungan atas tercemarnya air Sungai Cisadane.
“Perusahaan itu kami sebut kontributor limbah terbesar terhadap Sungai Cisadane, satu tahun lalu juga kita telah melakukan aksi sama, agar segera mengurus izin sebelum melakukan pembangunan, akan tetapi ada persoalan yang tidak diselesaikan dengan baik, seperti intakenya tidak ramah lingkungan,” terang pria yang akrab disapa Kang Uyus, Rabu sore 23 Mei 2018.
Dia melanjutkan, selain disinyalir mencemari lingkungan dengan limbah perusahaan tersebut juga mengabaikan hak-hak warga yang ada di sekitar proyek intake.
“Waktu proses pembangunannya, kulinya ada yang meninggal, rumah-rumah warga dan masjid pun rusak, untuk konpensasi tanah warga yang terpakai juga masih belum terselesaikan dan disinyalir belum memiliki Izin Pembuangan Limbah Cair atau IPLC ,” jelasnya.
Lebih dalam ia mengatakan, PT. Gajah Tunggal diduga jelas melakukan pelanggaran, pasalnya air Sungai Cisadane disedot, kemudian diolah menjadi air bersih melalui intake, kemudian dialirkan ke pabrik pusat.
“Sedangkan limbah hasil pengelolaannya dibuang lagi di sungai, seharusnya mereka bikin dulu izin pengolahannya baru beroperasi,” ungkapnya.
Dirinya menambahkan, pengawasan terhadap intake oleh pihak terkait masih terbilang lemah, hal itu dibuktikan dari membuang limbah tanpa memiliki IPLC.
“Hari ini kami bersama rekan-rekan aktivis lainya meminta agar Intake PT Gajah Tunggal harus segera ditutup,” tegasnya.
Bila aksinya tidakmendapatkan respon positif dengan adanya itikad baik PT. Gajah Tunggal untuk memperbaiki sistem pengolahanya, Uyus menegaskan akan melakukan aksi yang serupa.
“kita akan gelar aksi lebih besar lagi, ” pungkasnya.
Sempat terjadi ketegangan antara sejumlah aktivis dengan aparat kepolisian, Namun tak lama berselang ketegangan mencair setelah Iptu Anton Suhartono, Kanit Intelkam Polsek Jatiuwung menyampaikan bahwa Aspirasi para aktivis akan disampaikan kepada pihak terkait.
“Kami akan mencoba memfasilitasi saja, dan kami juga tidak berjanji, juga tidak mau mengatakan bisa, tapi kita akan coba,” terang Anton.
Sampai selesai aksi, tidak ada dari pihak Gajah Tunggal yang bisa dikonfirmasi atas aksi dari aktivis lingkungan YAPELH Indonesia. Pantauan di lokasi hanya ada sejumlah petugas Intake yang juga ikut menonton aksi.
“Saya hanya pekerja biasa mas, kalau memang mau konfirmasi langsung saja ke pusat, soalnya di sini cuma kuli,” tandasnya tanpa mau menyebutkan nama.***
• Angri