Pelitabanten.com – Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Indonesia sendiri menduduki peringkat kedua, negara dengan bahasa terbanyak di dunia. Jumlah bahasa yang digunakan masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sebanyak 709 bahasa. Sebanyak 707 bahasa percakapan masyarakat Indonesia merupakan bahasa asli atau disebut juga dengan bahasa vernakular, sementara dua lainnya adalah bahasa asing yang di bawa oleh kaum pendatang.
Vernakular atau bahasa vernakular adalah bentuk bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari oleh suatu golongan atau kaum dalam masyarakat. Vernakular bisa dianggap berkontras dengan bahasa nasional, bahasa kesusastraan, bahasa liturgis, bahasa ilmiah, atau lingua franca, yaitu bahasa perantara yang dipakai untuk memudahkan komunikasi di belahan sebuah kawasan besar. Bahasa vernakular biasanya adalah bahasa asli, lebih lazim dipakai dalam percakapan daripada tulisan dan biasanya dipandang berstatus lebih rendah daripada bentuk yang melalui tahap kodifikasi.
Vernakular bisa berupa ragam bahasa, dialek geografis, sosiolek, atau bahasa daerah. Dalam pengertian lain, vernakular adalah bahasa yang tidak mempunyai bentuk baku/kodifikasi atau tradisi kesusastraan. Dalam konteks pembakuan bahasa, sebutan “vernakular” atau “dialek vernakular” kadang dipakai sebagai sinonim istilah “dialek nonbaku”.
Bahasa Masyarakat Pandeglang
Pandeglang adalah sebuah kabupaten kota yang terletak di ujung baratnya pulau Jawa lebih tepatnya di provinsi Banten bagian selatan atau sering disebut juga dengan istilah kidul. Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Pandeglang dalam berkomunikasi sehari-hari adalah bahasa sunda kasar. Memang jika dibandingkan dengan beberapa masyrakat penutur yang juga menggunakan bahasa sunda dalam komunikasinya, Pandeglang merupakan penutur bahasa sunda yang paling kasar dan asal jeplak dalam berbahasa. Berbeda halnya dengan penutur bahasa sunda lainnya seperti Bandung, Tasikmalaya, Kuningan yang menggunakan bahasa sunda halus dan dialek yang digunakan pun sangat enak untuk di dengar.
Bahasa sunda sendiri sejatinya di dalam praktiknya terbagi menjadi dua bagian, yaitu bahasa sunda halus dan juga bahasa sunda kasar. Dalam percakapan sehari-hari, jika itu ditujukan kepada orang-orang dewasa maka sebagian besar orang-orang Pandeglang pasti akan menggunakan bahasa sunda yang lemes/halus. Beda halnya jika itu digunakan dengan sesama teman atau sahabat, pasti ada beberapa kosakata kalimat bahasa sunda yang bisa dibilang cukup kasar dan agak nyeleneh.
Berikut ini adalah beberapa bahasa vernakular yang sering digunakan masyarakat Pandeglang dalam percakapan sehari-hari ;
Bahasa Sunda Kasar Mengenai Kalimat Perkenalan
Berikut mengenai daftar kosakata kalimat perkenalan dalam bahasa sunda kasar yang wajib untuk kamu hindari jika situasinya sedang berbicara dengan orang yang lebih dewasa.
1. Aing : Saya
2. Dia : Kamu
3. Daria : Kalian
4. Ngaran dia saha : Nama kamu siapa
5. Ngaran aing nyaeta : Nama saya adalah
Bahasa Sunda Kasar untuk Mengungkapkan Kekesalan
Nah, ini beberapa daftar kosakata kalimat mengenai pengungkapan sebuah kekesalan dalam bahasa sunda masyarakat Pandeglang yang sangat kasar dan sangat sering diucapkan, jika sudah tahu sebaiknya jangan diucapkan kepada siapapun yah.
1. Polongo : Bisa berkonotasi “Bodoh” ( biasanya digunakan ketika mengungkapkan kekesalan kepada seseorang yang melakukan kesalahan). Contoh kalimat : “Polongo amat ye dia” (bodoh sekali kamu)
2. Bangus dia : (Konotasi kalimat ini sebenarnya mulut, kalimat ini biasa digunakan ketika bertengkar)
3. Tangkurak dia : Tengkorak (Konotasi kalimat ini sebenarnya memiliki arti tengkorak. Namun biasanya sering digunakan ketika kesal terhadap seseorang namun enggan menyebutkan namanya)
4. Benget dia : Muka kau ( konotasi ini biasa digunakan ketika mengungkapkan kekesalan kepada seorang musuh atau lawan)
5. Kehed : Sialan
6. Kumaha dia bae: Terserah kamu (Konotasi kalimat ini memiliki makna bahwa seseorang telah pusing dan tidak mau tahu dengan kamu)
7. Haling dia aing ker parusing: Pergi kamu saya lagi pusing
8. Kaditu dia: Pergi kau dari sini
9. Lebok tah kudia / Hakan tah kudia : Rasain kau
10. Modar dia : Mati kau
Kosakata Kalimat untuk Menerangkan sedang Makan
Dalam mengungkapkan saat kamu atau seseorang sedang makan, ternyata dalam bahasa sunda pun terdapat beberapa variasi katanya yang berkonotasi kasar loh.
1. Dahar
2. Lelebok
3. Baranghakan
4. Nyatu
5. Tetegek
6. Teureuy
7. Papadog
8. Ngagacle
9. Ngenyoh
10. Madang (uniknya, di dalam bahasa jawa kalimat madang malah merupakan kosakata halus loh)
Kosakata Kalimat yang Bernada Ejekan
Dalam ragam bahasa sunda masyarakat pandeglang terdapat beberapa kosakata kalimat yang memiliki arti ejekan terhadap seseorang. Biasanya bahasa-bahasa seperti ini hanya digunakan kepada teman, sahabat ataun pun orang terdekat dari kita karena jika konotasi seperti ini ditujukan kepada orang yang tidak dikenal khawatirnya akan menimbulkan kesalah pahaman sehingga bisa terjadi pertikaian diantara penutur bahasa. Namun ini hanya sebagai pengetahuan saja ya agar kamu tentunya setelah tahu arti kata dari bahasa ejekan kasar sunda pandeglang dapat segera menghindarinya.
1. Dia goreng patut: Kamu jelek (konotasinya lebih kepada ejekan fisik)
2. Bengeut dia goreng: Muka kamu jelek
3. Bengeut dia: Muka kau (konotasinya sebenarnya seperti kalimat sia goreng patut)
4. Gembrot, Gagajebrogan: Gendut / Gemuk
5. Ceper / Cebol: Pendek (konotasinya lebih ke ejekan terhadap tinggi tubuh)
6. Bengeut dia hidueng: Muka kamu hitam
7. Monyong / Doer: Bibir tebal (konotasi kalimat ini digunakan untuk mengejek seseorang yang memiliki bibir sangat tebal)
8. Tarang dia jenong: Dahi kamu lebar
9. Awak dia peot: Badan kamu kurus (konotasinya lebih kepada ejekan terhadap seseorang yang memiliki tubuh sangat kurus)
10. Boloon : Idiot kamu
11. Huntu dia badag : Gigi kamu besar
12. Nongtorogan : (konotsainya lebih kepada orang yang sering melakukan kesalahan terus-menerus)
Itulah beberapa daftar kamus kosakata vernakular dari bahasa sunda kasar yang sereing disucapkan masyarakat Pandeglang dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarnya masih banyak ragam bahasa vernakular yang belum dituliskan dalam artikel ini. Artikel ini hanya sebagai gambaran dan bahan referensi agar nantinya kamu tahu dan bisa memilah ragam bahasa mana yang patut digunakan dalam berkomunikasi sehingga tidak mengatakan kalimat-kalimat sunda kasar diatas saat sedang berada di daerah Pandeglang, Banten.
Bahasa daerah adalah salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Merawat dan melestarikan bahasa daerah adalah salah satu upaya menjaga kedaulatan NKRI.
Penulis: Anggara Yusuf Ibrahim (Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang asal Pandeglang)