LEBAK, Pelitabanten.com – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VIII mengadakan diskusi publik bertajuk “Kebudayaan sebagai Strategi Pembangunan Daerah.” Kegiatan ini menekankan pentingnya peran kebudayaan dalam pembangunan dan merumuskan langkah konkret dari komunitas budaya untuk meningkatkan partisipasi pemerintah daerah dalam kebijakan kebudayaan.
Kepala BPK Wilayah VIII, Lita Rahmiati, S.Sos., M.P.P., menyampaikan bahwa diskusi ini diadakan sebagai wadah bagi masyarakat budaya untuk menentukan arah kebudayaan di Banten. “Harapannya, dengan memperkuat hubungan antara kebudayaan dan pembangunan, Banten akan mampu membangun masa depan yang berkelanjutan,” ungkapnya, Rabu (11/9/2024).
Diskusi ini menghadirkan narasumber seperti Badrul Munir, Ketua Tim Pemajuan Kebudayaan Lebak, dan Tono Soemarsono, Pimpinan Redaksi Majalah Lebak 1828. Munir menekankan pentingnya melibatkan pelaku budaya sejak awal dalam perencanaan pembangunan, sementara Tono mendorong komunitas budaya untuk lebih proaktif menyuarakan aspirasi melalui karya-karya seni.
Aktor teater Nedi Suryadi juga mengkritisi kurangnya keterlibatan pelaku budaya dalam kebijakan pemerintah. Ia menyampaikan, “Selama ini kita hanya nurut, tidak pernah tahu apa yang direncanakan pemerintah. Artinya, visi misi pelaku budaya sering kali tidak hadir dalam kebijakan kebudayaan.”
Diskusi menghasilkan setidaknya delapan rekomendasi, di antaranya partisipasi aktif pelaku budaya, adopsi Strategi Kebudayaan Nasional, dan konsolidasi komunitas budaya untuk memastikan kebijakan yang lebih terarah dan berkelanjutan. Diskusi ini diharapkan mampu mendorong sinergi antara pemerintah daerah dan komunitas budaya untuk kemajuan kebudayaan di Banten.