Senjanya di putar dalam balik bambu
Merangkul seteguk air hangat yang mendidih
Untuk menopang tenaga baja bernyala lampu
Kicau fajar menggantar pagi
sambil mengisi perut sebatas lidi
Dikecap gumpalan nasi hati-hati
Hingga lentera jendelanya terasa mati
Setengah badan cahaya masuk ke pekarangan
Mulai langkah kaki sepi menapak nasib
Pergi dalam Harapan angan
Dengan menjelajahi kaki-kaki karib
Senantiasa menguntit dari samping
Dengan topi setengah caping
Tumpas benalu-benalu bersarang hama
Dengan ajudan besar kaki-kaki karib
Melaju dengan tanguh dan pelan
Ilalang kecil juga ikut lihatnya akrab
Memegang segumpalan bau busuk kotoran
Sesaat badan cahaya masuk utuh
Tangan halus bidadari memberi seteguk dahaga
Dengan darah keringat meluncur lirih
Nikmati hasil kerja setengah topi caping
Dan ajudan kaki-kaki karib
Lalu setenggah mengucap renung
Memandanggi lembut lilin nasib
Penulis: Rina Kanayakanaka