Pelitabanten.com – Kita pasti pernah menyaksikan perlombaan balap mobil di televisi, salah satu kelas balap yang paling bergengsi adalah balap Formula Satu yang bisa kita sebut F1. Sudah menjadi ajang gengsi, para pabrikan mobil berlomba menampilkan hasil terbaik demi menjadi yang tercepat dan terdepan menyentuh garis finish.
Kemenangan balap F1 tidak hanya ditentukan oleh mobil yang diciptakan, melainkan tergantung juga kepada strategi dan kerjasama tim yang berada di dalamnya, yaitu para pembalap, mekanik, manager tim, bahkan para kru pengelap kaca helm pembalap memegang peranan penting yang tidak bisa diabaikan sumbangsihnya bagi kemenangan balap.
Pembalap asal Jerman, Michael Schumacher yang memiliki prestasi luar biasa dengan meraih Juara Dunia 7 kali, sangat mengakui bahwa kemenangannya tak lepas dari kerjsama tim yang solid, salah satunya adalah berkat tangan dingin direktur teknik Ferrari Ross Brawn dan si Boss Jean Todd. Ketika Tahun 1996 keluar dari Benetton dan bergabung di Ferrari; Schumacher mempunyai satu syarat dengan memboyong Ross Brawn bersama-sama masuk kedalam timnya.
Schumacher begitu yakin dia tidak bisa bekerja sendirian, dia perlu tim pendukung dalam kesuksesa karirnya. Semua elemen yang paling kecil sekalipun dalam Ferrari Team memberikan andil dalam World Championships yang diraih. Kita dapat melihat bahwa prestasi didapat dari sebuah kelompok kerja (team work), bukan hanya peran sesosok pribadi.
Dalam F1 yang kini memasuki era balapan modern, dimana peran komputer sedemikian penting mengkalkulasikan segalanya dengan presisi, F1 tetaplah sebuah balapan yang tak luput dari tabrakan atau malfungsi dari kerja sebuah komponen mobil yang semua tetap mutlak membutuhkan peran pengawasan enggineer dan manusia yang berada di dalamnya.
Selain itu, regulasi balapan panjang menuntut konsentrasi stamina pembalap, ketahanan ban dan mesin, serta kebutuhan suplai bahan bakar, untuk itulah F1 mengharuskan setiap mobil masuk area pemberhentian (pit stop). Setiap mobil F1 bisa dipastikan masuk ke pit stop dalam setiap perlombaan.
Pit Stop tidaklah sekedar tempat istirahat mobil, melainkan area berstrategi dan menguji soliditas tim. Pit stop yang durasinya begitu singkat, antara 4-12 detik namun butuh presisi yang sangat sangat tinggi dan latihan ribuan kali hanya untuk mendapatkan ketepatan dan kecepatan personelnya. Karena di pit Stop lah pemimpin balap dapat tersusul atau sebaliknya pembalap di belakang dapat menduduki podium tertinggi.
Pit stop Tentunya akan menghabiskan waktu. Memang tidak lama, tapi setiap milidetik dalam perlombaan sangat berharga. Karena itu, kru harus bekerja dengan sangat cepat dan akurat ketika mobil memasuki pit stop agar durasi yang terpakai menjadi sangat minim. Zero fault tolerance, akurasi harus 100%. Sedikit kesalahan dalam perlombaan bisa berakibat mobil tidak berhasil menyentuh garis finish.
Hebatnya lagi, Stefano Dominecalli salah seorang pembalap Ferari, menyatakan bahwa kinerja tim pitstop jauh lebih penting daripada posisi start balapan.
Setiap detik yang dilalui begitu berharga, Detik 0: Mobil mulai berhenti dan penghitungan waktu dimulai
Detik 0,2: Baut roda dibuka dengan air gun
Detik 1: Dongkrak mengangkat mobil
Detik 1,5: Selang ditancapkan ke nozzle dan bahan bakar mengalir 12 liter per detik
Detik 2,5: Roda dilepas
Detik 3,5: Roda baru terpasang dan baut mulai dipasang
Detik 3,8: Dongkrak dilepas
Detik 4,3: lollipop-man (kru yang bertugas memberi aba-aba) memberi tanda kepada pembalap untuk ganti ke gigi 1
Detik 7: Selang pengisian bahan bakar dicabut
Detik 7,3: lollipop-man memberi tanda go, dan mobil kembali melaju ke lintasan
Menakjubkan, hanya dalam waktu 7,3 detik, kerjasama tim pitstop akan pengaruhi kemenangan dalam lomba jet darat tersebut
Menariknya, salah satu petugas pit stop adalah PEMBERSIH KACA HELM PEMBALAP. Pekerjaan yang terkensan sepele, tapi fungsinya sangat berarti bagi keselamatan pembalap. Karena ia juga harus mengecek seluruh seat belt pembalap agar tetap optimal, karena seorang pembalap yang berada lama di kokpit mengalami penyusutan berat badan sehingga mengendurkan beberapa bagian seat belt
Bahkan sang ‘LOLLIPOP MAN’ yang hanya membawa papan bertuliskan stop/brake dan 1st gear, bertanggung jawab sangat besar. Ia mengawasi semua kegiatan dari mulai masuk pit stop hingga proses selesai, ia mengangkat plang.
Fakta pentingnya Lolipop Man, tahun 2008 ferrari melakukan terobosan mengganti lollipop man dengan lampu traffic dengan simbol warna merah untuk brake, kuning 1st gear dan hijau untuk melepas pembalap, namun hasilnya jauh dari sempurna dan menjadi biang kegagalan merebut juara pada musim itu, ketika Felipe Massa menggusur nozzle dan selang bahan bakar hingga ujung pit di GP singapura.
Banyak pelajaran menarik dari balap Formula 1 ini, betapa waktu sepersekian detik sangat berharga dalam menentukan kemengan balap. Bahwa waktu sedemikian penting, mereka yang membuang waktu dengan sia-sia akan sangat merugi.
Selain itu, kita dapat melihat seberapa penting kerjasama tim dalam memenangkan lomba. Proses sedemikian akurat dari mulai menciptakan kendaraan balap, latihan pembalap, hingga proses Kerja tim dalam pit stop. Satu saja lengah, baik itu engineer-nya, pergantian ban, pengisian bahan bakar, pengelapan, bahkan pemberi aba-aba akan menyebabkan kegagalan. Sudahkah kita memiliki tim kerja sesolid mereka?
Satu lagi pelajaran berharga bagi hidup kita, bahwa tak selamanya BERHENTI adalah KALAH. Betapa berharganya sebuah memberhentian (pit stop) bagi upaya meraih kemenangan dalam sebuah event perlombaan seperti F1. Pertanyaannya, apa yang harus dilakukan saat kita berhenti?
Dalam pit stop ada pergantian Ban, pengisian bahan bakar, pengaturan strategi, dan pembesihan mobil serta pengencangan seat belt. Dalam kehidupan kita sehari-hari, pit-stop dapat terwujud dalm berbagai bentuk. Mengikuti pelatihan, aktifitas pencerahan, membaca buku, berdo’a dengan penuh kesungguhan, Istirahat makan siang, Bercengkerama dengan keluarga, Mengobrol dengan sahabat, akan membantu kita meraih kehidupan yang utuh. Tentunya dengan pit stop yang tepat waktu dan tepat guna.
Selamat membalap dan menjalani pit stop yang efektif.
Oleh: Abdul Latief, WTS
WTS: Writer Trainer Speaker. Penulis telah menerbitkan beberapa buku dan aktif di pengembangan sumber daya manusia, training public speaking, leadership, managemen, motivasi, dan beragam program lainnya bagi termasuk menyemai pengembangan para pelajar dan mahasiswa di Banten dengan program Early Leadership dan Early Motivaton.
follow twitter: @pondok_harmoni
Instragram : @abdullatiefku & @harmonydailyquotes