Beranda Budaya

[Puisi] Cemas

Cemas
ILUSTRASI (Kat Jayne/Pexels)

Apakah itu bahasa wahyu
Meraba kesudut hati kaku
Menyuruk kesela pori berbulu
Bercampur dengan darah

Hilir mudik dalam jantung
Bermahkotakan gelisah
Logika menjenguk apa saja
Namun tak mendapati salah

Hingga mata terus terjaga
Di atas ranjang tak berbusa
Riuh di sepadat detik malam
Berkecamuk suara-suara kelu

Nalar setajam belati menumpul
Terhimpit di lekat bebal tebal
Sebab tiada harum surga
Selain berhala nyata aku puja

Penulis: Wan Sutaji (Mahasiswa Akidah Filsafat Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

Baca Juga:  Apresiasi Festival Tari Daerah, Masyarakat Tangerang Minta Digelar Tiap Tahun