LEBAK, pelitabanten.com – Setelah beberapa waktu tidak terlihat tampil di antara kerumunan masyarakat Lebak yang menikmati suasana Car Free Day di seputar Alun-alun Rangkasbitung, Lebak-Banten. Dewan Kesenian Lebak (DKL) kembali menggelar pentas seni dengan tujuan demi menghibur masyarakat yang tengah asik menikmati segarnya udara pagi sembari berolah raga. Pasca dikukuhkan oleh Bupati Lebak pada 17 Pebruari lalu, DKL terus memantapkan program kerja pengembangan dan peningkatan kualitas seni budaya Lebak.
Salah satunya adalah panggung seni di area Car Free Day yang rencananya akan diselenggarakan setiap sebulan sekali dengan tujuan memberikan apresiasi dan menghibur warga Lebak. “Dewan Kesenian Lebak akan menyuguhkan pentas seni kepada warga setiap sebulan sekali. Tujuannya memberikan apresiasi kepada para pelaku seni agar dapat tampil di tengah keramaian masyarakat Lebak, memberikan hiburan sekaligus memperkenalkan kekayaan khasanah budaya dan kesenian kepada warga”, kata Rubama, Ketua DKL periode 2016-2019 saat ditemui di area Car Free Day. Minggu (5/3/2017)
Di antara musisi yang tampil di panggung Car Free Day yang digawangi DKL, hadir salah seorang penyanyi multi talenta yang juga piawai bermain kendang dan aktif berlatih di sanggar Putra Panglipur asuhan Imas Kania. Chika tampil menyanyikan beberapa lagu di hadapan anak-anak remaja yang antusias menyaksikan penampilannya layaknya seorang idola. Seperti dikatakan Ugas, selaku Sekretaris DKL, “Chika memang menghubungi saya saat mendengar DKL akan menggelar panggung kesenian di area Car Free Day, katanya agar bisa tampil dengan alasannya karena sudah lama tidak bernyanyi dan diminta oleh teman-temannya”, kata Ugas. “Acara ini juga sekaligus dalam rangka mensosialisasikan Program DKL”, imbuhnya.
Agenda pentas seni yang sedianya diadakan sebulan sekali di area Car Free Day rencananya akan menggelar berbagai pertunjukan dan apresiasi seni dari masing-masing komite di DKL. Seperti dijelaskan Rubama, “Yang akan ditampilkan nanti tidak hanya seni kontemporer tetapi juga seni tradisi yakni tari tradisional, pencak silat, beragam seni pertunjukan seperti teater, monologue, juga seni rupa, seni sastra dan seni sinematografi”, katanya.
Sebagaimana salah satu tugas Dewan Kesenia Lebak dalam hal pengembangan seni budaya, hal tersebut sudah semestinya didukung oleh masyarakat dengan cara melibatkan mereka tidak hanya menjadi penikmat sebuah pementasan kesenian, namun juga bertujuan untuk memberikan edukasi dan pembelajaran, seperti dikatakan, “Intinya DKL ingin memberikan edukasi lewat karya seni dan ingin mengajak masyarat Lebak mencintai kesenian dan budaya daerahnya dan yang paling penting adalah meminta dukungan sepenuhnya agar Dewan Kesenian Lebak dapat bekerja dengan sungguh-sungguh untuk kemajuan seni budaya Lebak yang kita cintai”, pungkas Rubama.