Beranda Budaya

Revitalisasi Sastra Lisan di Kasepuhan Cibadak

Revitalisasi Sastra Lisan di Kasepuhan Cibadak

LEBAK, Pelitabanten.com – Seni pertunjukan dan ritual merupakan bagian dari ranah kebudayaan. Seni pertunjukan diwujudkan dalam bentuk simbol-simbol sebagai media ekspresi seniman. Karya seni dipertunjukan dalam ruang waktu yang terbatas.

Ritual sebagai wujud ekspresi sistem keyakinan masyarakat yang memiliki makna dan nilai yang bersifat sakral. Fenomena seni tradisi di masyarakat memiliki fungsi-fungsi yang beragam, selain sebagai hiburan (seni profan) tapi juga banyak yang difungsikan sebagai ungkapan ekspresi atas kepercayaan yang dimilikinya.

Namun ada juga kesenian profan yang lahir dari hasil ekspresi kreatifitas seniman berdasarkan pengalaman spiritual mereka atas kesenian sakral. Maka dalam hal ini seperti pada kesenian Gondang di Kasepuhan Cibadak, merupakan perwujudan seni sakral yang di profan kan.

Demikian disampaikan oleh Wisnu Wirandi, M.Sn. selaku pelatih dalam kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang di Kasepuhan Cibadak, Lebak-Banten, Rabu (1/09/2021).

Kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang ini diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan panitia Ibu Dra. Suwanti dan Ibu Dra. Juhariah.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa intansi yang membidangi kebudayaan, diantaranya Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Bapak Wawan Sukmara Widarana, S.E., Kepala Kantor Bahasa Banten Bapak Halimi Hadi Brata, M.Pd. Kepala Musium Multatuli Bapak Ubaidillah, Kepala Kasepuhan Cibadak Abah Dalim, beberapa seniman Banten, Juru Basa Kasepuhan Cibadak Bapak Wikanta, dan masyarakat adat kasepuhan Cibadak Desa Warungbanten Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak Provinsi Banten.

Baca Juga:  BERDIRI

Kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang ini untuk memberikan pemahaman serta pembelajaran tentang Sastra Lisan Ngagondang kepada generasi muda Cibadak dalam rangka pelindungan Sastra Lisan Gondang.

Membaca dinamika seni budaya saat ini memiliki perkembangan yang sangat pesat. Seni budaya tidak hanya tumbuh sebagai sebuah warisan tetapi tercipta karya-karya baru dari para kreator. Keberadaannya kini bersanding dengan dinamika perubahan jaman yang semakin mengglobal, tentu dituntut untuk tetap berada secara signifikan dalam pembangunan bangsa dan industri.

Satu kondisi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangannya, Ketika seni budaya dihadapkan pada era industry kreatif, tetapi juga sekaligus menghadapi tantangan. Di era yang semakin kompetitif sangat diperlukan adanya “rekayasa Budaya”, bukan hanya mempertimbangkan pertumbuhan seni budaya dalam konteks industri, tetapi juga bagaimana nilai-nilai kelokalan menjadi pondasi dalam menciptakan kreator-kreator yang kompetitif. Artinya karya yang bermuatan lokal (lengkap dengan nilai-nilainya) mampu teraktulturasi dalam konteks global. Begitupun dengan pertumbuhan industri seni yang mampu menghidupkan seniman dan pertumbuhan karya-karya kreatifnya.

Industri dapat ditanggapi sebagai strategi dalam memperluas dinamika budaya dalam lintas kultural di berbagai wilayah Indonesia dan mancanegara. Rekayasa budaya suatu kondisi yang menghasilkan proses dan produk atau desain kreatif yang menawarkan strategi atau solusi atas permaslahan yang berkembang dalam kehidupan masyarakat dari sudut pandang budaya.

Kearifan lokal dari sastra lisan yang ada pada kesenian gondang sebagai pembentuk karakter bangsa di era global. Nilai-nilai kearifan lokal sesungguhnya merupakan sebuah modal tidak hanya kaitannya dengan pembentukan karakter bangsa, tetapi juga sebagai identitas bangsa Indonesia di Dunia. Identitas tentu bukan hanya karakter pembeda dan ciri khas, tetapi merupakan daya tarik terhadap ingatan semua orang tentang Indonesia di mata dunia.

Baca Juga:  Pemberdayaan Masyarakat Hukum Adat Memberi Harapan Bagi Kesejahteraan

Keberadaan seni tradisi di masyarakat merepresentasikan ideologi tradisional yang mereka miliki. Yang terkandung dalam ideologi tersebut biasanya merupakan sejumlah ajaran tentang makna kehidupan yang menjadi pegangan hidup masyarakat, tentang apa yang harus dilakukan agar menjadi manusia yang baik, baik sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial. Begitupun dengan keberadaan Sastra Lisan pada kesenian gondang, merupakan representasi atas tata nilai yang ada di kasepuhan Cibadak.

Kasepuhan Cibadak, sangat mengapresiasi kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang yang dilakukan Badan Bahasa. Dengan adanya kegiatan tersebut atmosfer kultural pada generasi muda penerus penutur Sastra Lisan di kasepuhan Cibadak semakin hangat dan terlihat kecintaan mereka dalam menjaga warisan nenek moyang yang memiliki nilai kulutural ini. Hal tersebut tergambar dari antusias warga masyrakat adat kasepuhan Cibadak yang menyaksikan pertunjukan Ngadondang.

“Memang baheula mah siga kieu ngagondang mah, bener ieu nu dipigawe ku si guru Wisnu, kami ngalalajoan asa balik ka jaman baheula” (memang dahulu seperti ini pertunjukan Ngagondang, sudah benar apa yang dilakukan oleh guru Wisnu, kita “para kasepuhan” menyaksikan nya seperti kembali ke zaman dahulu), ungkap Abah Dalim selaku ketua adat kasepuhan Cibadak usai menyaksikan pertunjukan Ngagondang di pelataran rumah kasepuhan, atau biasa disebut alun-aluh kasepuhan Cibadak.

Baca Juga:  Meriahnya Pertunjukan Kesenian Bela Diri Dalam Peringatan Hut TTKKDH Kabupaten Tangerang

Proses Kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang yang dilakukan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia dimulai dengan beberapa tahapan, yakni tahap survei atau pertemuan awal pada tanggal 19 s.d 20 Juni 2021. Selanjutnya tahap pelatihan pada generasi Muda dilakukan oleh Wisnu Wirandi, M.Sn. selaku pelatih dari tanggal 25 Juli s.d 28 Agustus 2021, dan tahap terakhir adalah tahap gladi hingga pertunjukan pada tanggal 29 s.d 1 Agustus 2021 yang berbarengan dengan tradisi Seren Taun yang dilakukan masyarakat kasepuhan Cibadak.

Proses yang panjang tersebut menghasilkan karya yang baik dan diterima oleh masyarakat kasepuhan Cibadak, meskipun sempat terkendala PPKM akibat Covid-19 yang melanda. Namun, dengan beberapa protocol Kesehatan yang ketat, kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang dapat berjalan dengan lancer. Begitulah ungkapan kegembiraan yang diungkapkan Wisnu Wirandi, M.Sn. selaku pelatih usai melakukan pertunjukan pada hari Rabu, 1 September 2021.

Sambutan hangat dari warga masyarakat adat kasepuhan Cibadak terhadap kegiatan Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang membuat kegiatan lebih meriah.

Penulis: Wisnu Wirandi