PelitaBanten.com – Salah satu yang paling menyenangkan di bus kota adalah mendengarkan pengamen bersuara merdu yang berpadu dengan iringan alat musik yang dimainkan dengan syahdu.
Sore ini misalnya, betapa suasana lelah terasa begitu mencekam di bis kota, wajah-wajah penuh beban telah mencabut seluruh senyum para penumpang. Tiba-tiba naik seorang pemuda kurus berpakaian bersih, jauh dari kesan kumal. Ia membawa sepucuk gitar dan mulai meminta izin untuk berdendang. Ternyata lagu yang ia mainkan adalah lagu-lagu religi besutan grup Band Unggu dan Opick.
Dengan nada merdu bertalu sang pengamen mengaduk segenap rasa lelah dan gundah yang mulai ikut menjangkitiku bersama para perantau harian ibu kota. Nyanyian sarat makna seakan mengajak setiap penumpang untuk selalu mengingat keagungan Sang Pencipta.
Rupanya perhelatan mendulang nafkah telah menyeret kita jauh ke tepian dangkal keterikatan dengan Tuhan. Tuhan sebagai sumber kebahagiaan seringkali hanya kita letakan di pojok rumah ibadah dan ketiak kitab suci. Kita telah memisahkan diri dari Tuhan.
Kebermaknaan dan kebahagiaan hidup yang kita cari seringkali membuat kita tersesat, hingga kita akhirnya semakin mengalienasi diri kita, semakin membuat kita asing dan lapar akan kebahagiaan. Laksana meminum air laut, semakin kita minum semakin bertambah dahaga, semakin berkutat pada kepenatan hidup tak membuat kita sadar malah salah sasar. Semua akibat mengabaikan keberadaan Tuhan dalam setiap langkah kita.
Ambisi dan nafsu dunia seringkali membajak kemurnian diri, memaksa kita memakai jubah kepalsuan. Menyandera diri untuk menjadi pribadi yang tidak disukai Tuhan, memakai pangkat keangkuhan untuk menggapai singgasana kedudukan dengan cara tidak elegan. Padahal bukan dari sana asal kebahagiaan.
Kini, Sang pengamen telah khatam berdendang, tiba baginya mengais keikhlasan dari setiap penumpang bus kota. Dari wajahnya, tak tampak ia memelas, sepertinya kaadaan telah mengajarkan banyak hal berharga baginya, bahwa kebahagiaan hidup tak hanya didapat dari uluran tangan penuh iba dari manusia, melainkan berasal dari nafkah Tuhan yang dititipkan dari setiap insan yang tersentuh untuk memberi hak yang ia jemput.
Sang pengamen telah jauh melintas, namun lantunan nadanya telah mengajakku pada pengembaraan baru, menyeret labirin kenangan pada sebuah kisah akan letak sebuah kebahagiaan.
Alkisah suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.”
Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini.
Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu dimana air? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.”
Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, “Dimanakah air?”
Jawab ikan sepuh, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati.”
kita mungkin sering berperilaku layaknya sang ikan kecil, kita berkeliling kesana kemari untuk menemukan kebahagiaan, padahal kita sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan itu sedang melingkupi kita semua sampai-sampai kita tidak tidak menyadarinya. Padahal bahagia ada di sini, di hati ini!!! Hati yang dipenuhi kesadaran akan keberadaan Tuhan bersama kita.
Oleh: Abdul Latief, WTS (@Bus Primajasa Jurs.Priuk-Merak, 22 oktober 2012)
WTS: Writer Trainer Speaker. Penulis telah menerbitkan beberapa buku dan aktif di pengembangan sumber daya manusia, training public speaking, leadership, managemen, motivasi, dan beragam program lainnya bagi termasuk menyemai pengembangan para pelajar dan mahasiswa di Banten dengan program Early Leadership dan Early Motivaton.
follow twitter: @pondok_harmoni
Instragram : @abdullatiefku & @harmonydailyquotes