Beranda Budaya

Suku Baduy Akan Jalani Ritual Seba Baduy di Lebak dan Pendopo Gubernur

Suku Baduy Akan Jalani Ritual Seba Baduy di Lebak dan Pendopo Gubernur

Pelitabanten.com – Masyarakat adat Baduy dalam dan luar memiliki tradisi unik yang rutin digelar setiap tahunnya. Tradisi tersebut bernama Seba Baduy. Di tahun 2016 ini, masyarakat adat Baduy akan menggelar tradisi Seba Baduy jatuh pada tanggal 13-15 Mei 2016, dengan berjalan kaki sejauh 115 kilometer dari permukiman suku Baduy, mendatangi Kantor dan lanjut ke gedung eks Pendopo Gubernur di Alun-alun Barat Kota Serang, .

Ada sebanyak 1.839 Baduy Dalam dan Luar akan menghadap Bapak Gede – sebutan masyarakat Baduy untuk orang nomor satu di Provinsi Banten. Kedatangan mereka akan menyerahkan hasil pertanian kepada kepala di upacara tersebut.

“Tahun ini, sebanyak 1.839 warga akan mengikuti tradisi yang diawali dengan mendatangi Kantor Bupati Lebak dan Kantor sebagai ‘Bapak Gede’ . Masyarakat Baduy akan menyerahkan hasil komoditas pertanian kepada kepala pemerintah daerah di upacara itu,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan (Disbudpar) Banten,  Opar Sochari, Kamis (12/5).

Baca Juga:  Lokakarya Refleksi Tiga Tahun Implementasi UU Desa, Jaro Ruhandi Berbagi Pengalaman Memimpin Desa Adat

“Itu bukan upeti, tapi pemberian yang kepada pemimpin,” kata Opar Sochari.

Ia menjelaskan, ritual Seba Baduy dilakukan setelah warga Baduy menjalani ritual Kawalu selama tiga bulan.

“Ritual Kawalu sendiri berlangsung selama tiga bulan, dan pada kurun waktu tersebut kawasan Baduy tertutup bagi wisatawan,” ujarnya.

Ritual tahunan ini, masih menurut Opar, telah menjadi obyek wisata Banten yang dikenal negara. Itulah yang membuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) memberi dukungan penuh kepada Propinsi Banten untuk mengemas event ini menjadi menarik.

“Menpar Arief Yahya sering menyebut portofolio produk pariwisata Wonderful Indonesia itu ada tiga; Alam 35 persen, budaya 60 persen, dan buatan 5 persen,” kata Opar.

Seba Baduy, masih menurut Opar, ada di kolom budaya 60 persen. Event ini kental dengan budaya Baduy.

Esthy Reko Astuty, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, mengatakan; “Kita bisa menyaksikan yang mana Baduy Luar dan Dalam. Masyarakat Baduy Luar berpakaian serba putih. Baduy dalam serba hitam.”

Baca Juga:  KATAK TULI (Bagian 1/3)

Opar mengatakan masyarakat Baduy akan berjalan dari permukiman mereka selama 12 jam. Mereka tidak akan berhenti sebelum sampai, kendati hujan dan panas.

“Mereka yang ikut Seba Baduy adalah laki-laki, karena dilarang ke luar kampung,” kata Opar.

Saat ini, masyarakat Baduy menghuni tiga kampung; Cibeo, Cikeusik, dan Cikawartana