LEBAK, Pelitabanten.com – Upacara Seren Taun digelar sebagai ungkapan rasa sukur masyarakat Kasepuhan Adat Cisungsang dalam proses mengolah, menanam, memelihara, menyimpan, dan menghargai padi yang telah dipanen. Ribuan warga dari berbagai daerah di Banten dan luar Banten hadir dalam perayaan puncak Seren Taun yang digelar Masyarakat Adat Kasepuhan Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak-Banten. Minggu, 28 Agustus 2016. Berbagai rangkaian acara sakral digelar mulai dari Rasul Pare di Leuit, Bubuka, Pantun Tradisional, Balik Taun Rendangan, Ngareremokeun, Upacara Adat Seren Taun, dan Rasul Seren Taun yang dipusatkan di Imah Gede atau Kediaman Ketua Adat.
Abah Usep Suyatna, Ketua Adat Kasepuhan Cisungsang dalam sambutannya antara lain menyampaikan, “Tradisi Seren Taun sudah dilakukan sejak 700 tahun silam. Dan pada tahun ini, jumlah pengunjung yang ingin menyaksikan diperkirakan bertambah sekitar 35% dari tahun lalu, dan adat menyediakan makan gratis bagi para pengunjung.” Lebih lanjut Abah Usep menjelaskan, “dengan demikian banyak yang harus disiapkan dalam menyambut pengunjung yang datang, seperti infrastuktur jalan menuju lokasi, lahan parkir, sarana MCK dan lain-lain. Walaupun sudah ada, namun semua itu masih jauh dari memadai. Dari segi pariwisata, tradisi seperti ini tentunya akan dapat menambah devisa seandainya Pemerintah mau memberikan perhatian sepenuhnya.” Tegas Abah Usep.
Berbagai elemen masyarakat yang hadir mulai dari tokoh agama, pemuda, pemerintah desa, kecamatan, dan Bupati Lebak Hj. Iti Octavia Jayabaya beserta jajarannya. Hadir pula dalam acara tersebut Gubernur Banten H. Rano Karno yang dengan antusias memberikan sambutan, “Upacara Adat Seren Taun merupakan Tradisi yang telah berlangsung hampir 700 tahun, sudah selayaknya dijadikan Kalender Nasional.” Untuk itu sebagai Gubernur, Rano mengintruksikan jajarannya untuk memberikan dukungan penuh terhadap pelestarian budaya. “Sebagai bukti dukungan Pemprov. Banten atas pelestarian budaya yang ada, saya sudah intruksikan ke Sekda tahun depan akan diberikan Hibah 1 Milyar kepada Kasepuhan Adat Cisungsang untuk penyelenggaraan Seren Taun. Karena berdasarkan laporan, jumlah pengunjung yang ingin menyaksikan Upacara Adat Seren Taun ini mencapai 20 ribu orang”. Lebih lanjut Rano menyampaikan, “ini bagian dari komitmen pemerintah, sebab saya tidak bisa membayangkan setiap tamu yang datang kesini (red: Cisungsang) harus dijamu makan gratis.” Tandasnya.
Terdapat beberapa Kasepuhan yang menjadi satu kesatuan adat yang berkontribusi membangun Lebak di antaranya adalah Kasepuhan Ciptagelar, Kasepuhan Cisungsang, Kasepuhan Cisitu, Kasepuhan Cicarucub, Kasepuhan Citorek, serta Kasepuhan Cibedug. Bupati Lebak, Iti Octavia jayabaya mengatakan, kebudayaan yang berada di Kabupaten Lebak merupakan suatu persatuan untuk membangun Lebak yang seyogyanya bisa dijaga dan dilestarikan keberadaannya bersama-sama. “Mari kita jaga dan lestarikan bersama-sama budaya yang ada di setiap wewengkon kasepuhan,” pintanya.
Pada tahun 2016 ini, pelaksanaan digelar mulai tanggal 22 hingga 28 Agustus 2016 dengan tema “Mi Eling Ciri Wanci Ti Karuhun” (Mengingat merupakan ciri waktu dari Karuhun). Ada perasaan bangga sekaligus miris menyaksikan kegiatan Seren Taun tahun ini, seperti yang diungkapkan DC Aryadi, Ketua Forum TBM Banten, “saya melihat betapa upacara Adat Seren Taun menjadi sesuatu yang patut membanggakan bagi saya sebagai warga Lebak. Namun masih banyak yang terkesan sembraut ketika saya menyaksikan bagaimana infrastruktur yang ada sangat tidak memadai sehingga mengganggu suasana hikmad Seren Taun kali ini,” pungkasnya. [BL]