RANGKASBITUNG, Pelitalebak.com – Workshop Seni Rupa yang diselenggarakan Dewan Kesenian Lebak (DKL) merupakan rangkaian kegiatan workshop kedua dari 6 workshop yang menjadi salah satu agenda Banten Gawe Art #2 sebagai perhelatan tahunan Dewan Kesenian Banten (DKB).
Digelar di aula Museum Multatuli Jl. Alun-Alun Timur No.8 Kel. Rangkasbitung Barat, Kec. Rangkasbitung, Lebak – Banten, Minggu (8/10/2017) kegiatan tersebut dihadiri lebih dari 50 peserta dari berbagai sekolah tingkat SMA/ SMK dan SMP.
Antusiasme peserta terlihat saat menyimak pembahasan dari narasumber pertama, yakni Arie Siswana yang berbincang tentang pengetahuan seputar seni rupa diantaranya mengenai seni kontemporer.
“Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu saat ini; jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance,” ujar Arie.
Sementara di paruh kedua diisi oleh pelukis Dedi Haryadi Said yang lebih memfokuskan kegiatannya pada pratik melukis. Om Dedi, begitu ia akrab disapa mengajak peserta untuk langsung mengikuti trik dan tips bagaimana melukis yang baik.
Workshop Seni Banten Gawe Art #2 DKB dilaksanakan DKL setiap Sabtu dan Minggu selama 3 minggu berturut-turut yakni, Workshop Kepenulisan, Sabtu, 07 Oktober 2017, Workshop Seni Rupa, Minggu, 08 Oktober 2017, Workshop Film Dokumenter, Sabtu, 14 Oktober 2017, Workshop Musik, Minggu, 15 Oktober 2017, Workshop Keaktoran dan Artistik, Sabtu, 21 Oktober 2017, dan Workshop Tari Tradisional, Minggu, 22 Oktober 2017.
Dari hasil praktik melukis yang dibimbing Om Dedi, yang juga pengasuh Sanggar Wadah Kreasi Seni (WKS) Rangkasbitung, tampak gairah seni rupa terbit dari ekspresi wajah-wajah para peserta yang terlihat puas dengan karya mereka.
“Saya berterima kasih kepada DKL yang telah menyelenggarakan kegiatan workshop ini. Saya banyak mendapatkan ilmu yang baru tentang seni,” kata seorang siswi yang minta dipanggil Nanas.
“Panggil saya Nanas aja, Om,” pungkasnya.