Pelitabanten.com- Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling di tunggu-tunggu oleh umat muslim. Bulan ini dikenal dengan bulan penuh ampuna, bulan keberkahan dan pahala dilipatgandakan. Di bulan Ramadhan juga seluruh umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, kecuali yang berhalangan. Melansir dari Republika.co.id setidaknya ada tiga sikap seorang muslim dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
1. Gembira
Siapa yang tidak gembira menyambut bulan yang di dalamnya penuh dengan keberkahan. Dimana setiap amalan yang bernilai ibadah pahalanya dilipatgandakan. Hal ini tentu saja hanya dapat kita jumpai di bulan suci Ramadhan. Kabar gembira bagi mereka yang melaksanakan ibadah puasa dengan penuh ketaqwaan. Termaktub dalam Al Qur’an bahwa Allah menyebut mereka yang bersungguh-sungguh. Adalah orang-orang yang bertaqwa. Dalam Firman Allah SWT yakni Al Baqarah ayat 183. Dalam surat dan ayat inilah Allah memerintahkan kepada seluruh orang yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa dengan penuh ketaqwaan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.”
Kemudian apalagi yang membuat kita harus bergembira ketika bertemu dengan bulan Ramadhan? Ini merupakan salah satu nikmat terbesar yang Allah berikan kepada kita. Merupakan sebuah kebahagiaan tiada tara, ketika kita bisa bertemu lagi di bulan suci Ramadhan. Karena bukan tidak mungkin puasa kali ini menjadi puasa terkahir kita. Oleh karena kita kita harus benar-benar memaknai, menjalankan, menyukuri ibadah puasa kita. Jangan malah buru-buru memikirkan baju lebaran.
2. Jenis manusia yang biasa-biasa saja
Datang atau tidaknya bulan suci Ramadhan tidaklah berpengaruh bagi mereka, tidak mempengaruhi kualitas ibadahnya. Padahal di bulan penuh keberkahan ini harusnya seluruh umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan. Berlomba-lomba mencari keridhoan Allah. Apabila seorang muslim memiliki sikap yang biasa-biasa saja ketika menyambut bulan suci Ramadhan harusnya mereka khawatir. Karena jangan-jangan ada yang salah dalam diri kita. Karena sikap kita yang tidak bergembira akan mempengaruhi semangat kita dalam berpuasa dan melakukan segala sesuatu yang bernilai ibadah. Adapaun mereka menjalankan ibadah puasa semata-mata hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Janganlah kita seperti orang-orang munafik yang Allah gambarkan dalam Al Qur’an tentang shalatnya orang munafik dalam ayat berikut ini:
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisaa’: 142).
3. Susah
Susah disini berlaku bagi mereka yang senang berbuat maksiat, perjudian, ataupun mereka yang menyediakan sarana untuk hal-hal semacam itu. Karena apa? Karena mereka berpikir datangnya bulan suci Ramadhan akan menghambat usaha mereka dan kebiasaan para pelaku maksiat menjadi tidak leluasa dalam menjalankan kebiasaannya. Padahal baik di bulan suci Ramadhan ataupun tidak, perbuatan seperti itu tidaklah boleh dilakukan.
Semoga kita semua orang muslim yang masih diberikan kesempatan untuk bertemu bulan suci Ramadhan ini. Menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan semata-mata karena Allah. Dan semoga kualitas ibadah kita semakin berkualitas. Aameen.