Beranda Jurnalis Warga

Mahasiswa KKN-PPM UGM Tanjungjaya 2021 Sulap Sampah Jadi Rupiah

Mahasiswa KKN-PPM UGM Tanjungjaya 2021 Sulap Sampah Jadi Rupiah
Mahasiswa KKN-PPM UGM Tanjungjaya 2021 Sulap Sampah Jadi Rupiah dengan Ecobrick (ISTIMEWA)

Pelitabanten.com – Desa Wisata Tanjung Lesung merupakan salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan lokal maupun internasional yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang, Provinsi
Banten.

Banyaknya wisatawan yang berkunjung dan belum adanya pengelolaan limbah sesuai jenisnya berdampak pada permasalahan terkait meningkatnya limbah lingkungan yang
didominasi oleh sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan karena bahan tersebut memiliki sifat sulit terurai.

Permasalahan ini juga masih terjadi tidak terkecuali selama masa
pandemi Covid-19 berlangsung sekalipun. Meskipun kini pemerintah telah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang menyebabkan
dampak cukup signifikan bagi wisata, menumpuknya sampah plastik masih menjadi permasalahan utama yang dijumpai di Desa Wisata Tanjung Lesung. Hal ini disebabkan oleh keperluan konsumsi rumah tangga yang pada kesehariannya menggunakan plastik sekali pakai kini semakin meningkat drastis selama stay at home.

Baca Juga:  Prof.Suwaib Amiruddin Perhatikan Transformasi Kelembagaan Nelayan

Jika penggunaan plastik dengan intensitas yang tinggi terus dibiarkan, masalah yang berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan akan terus terjadi. Menanggapi permasalahan ini, salah satu mahasiswa tim KKN-PPM UGM Tanjungjaya 2021 merancang solusi dalam rangka mengurangi pencemaran lingkungan utamanya oleh limbah plastik sehari-hari.

Selama ini banyak cara pengelolaan dan pengolahan sampah plastik yang tidak ramah lingkungan, salah satunya dengan dibakar yang dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan.

EcobrickEcobrick merupakan cara kreatif, efektif, serta solutif dalam mengelola dan mengolah sampah plastik yang ramah lingkungan. Ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi penuh segala jenis plastik bekas yang bersih, kering, serta tidak berbau hingga mencapai kepadatan tertentu. Oleh karena itu, ecobrick dinilai tepat guna dalam menjawab permasalahan yang ada di lingkungan Desa Wisata Tanjung Lesung agar tetap terjaga dengan baik.

Baca Juga:  GAIB Deklarasikan Keberadaannya di Kota Tangerang Siap Bela Masyarakat

Program Ecobrick ini dilaksanakan dalam bentuk edukasi dan sosialisasi mengenai tata cara mengatasi permasalahan sampah plastik di sekitar kita menjadi suatu barang yang bernilai tambah dan bernilai guna. Membuat ecobrick termasuk hemat dan mudah untuk diaplikasikan, hanya saja diperlukan teknik tersendiri agar hasilnya padat dan dapat bertahan lama.

Kumpulan ecobrick ini kemudian dapat disusun menjadi sebuah barang menarik yang berguna seperti meja, kursi, dan lain-lain sesuai kreativitas masing-masing. Untuk memudahkan pemahaman dan penyampaian kepada warga, program ecobrick ini dikemas menggunakan media poster dan video pelatihan yang menarik.

EcobrickPada pelaksanaanya warga sangat aktif bertanya maupun berdiskusi dengan mahasiswa. Selain itu, warga juga sangat tertarik dengan implementasi lebih lanjut dari program pembuatan ecobrick ini.

Melalui program yang diusung oleh Wahyu Eko Hermawan mahasiswa tim KKN-PPM UGM Tanjungjaya 2021 turut serta mengajak masyarakat guna membangun kesadaran dan semangat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam rangka mengurangi potensi pencemaran lingkungan.

Baca Juga:  Kondisi Gunung Sinabung Saat Ini

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat Desa
Wisata Tanjung Lesung dapat lebih konsisten untuk ke depan dalam mengelola dan mengolah sampah plastik dengan ecobrick guna menjadi suatu karya yang estetik dan fungsional,
bahkan bernilai jual. (rls)