Pelitabanten.com – Tidak seperti sebelumnya, pelaksanaan KKN UGM tahun 2019/2020 tidak dilakukan dilapangan dengan menerjunkan ribuan mahasiswanya. KKN UGM tahun 2019/2020 dilakukan secara daring lewat rumah masing – masing mahasiswa akibat adanya pandemi Covid-19. Lokasi tempat KKN dipilih berdasarkan kesanggupan warga setempat untuk berinteraksi dengan mahasiswa secara daring lewat berbagai aplikasi yang ditawarkan seperti Zoom, Whatsapp, Googlemeets, dll.
Desa Tanjungjaya yang bertempat di Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten merupakan salah satu lokasi yang menyanggupi untuk dilakukannya KKN daring ini. Bukan tanpa alasan, Desa Tanjungjaya telah bekerjasama dalam pelaksanaan KKN bersama UGM sebanyak dua kali, sehingga sudah tidak asing lagi bagi warga untuk menerima dan berinteraksi dengan mahasiswa UGM kembali.
Salah satu program yang diusungkan oleh Tim KKN PPM UGM Tanjungjaya adalah meningkatkan penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) sebagai pengganti pupuk anorganik oleh petani. POC merupakan salah satu alternatif pengganti pupuk anorganik dalam pertanian, sifatnya yang memperbaiki kondisi tanah serta berasal dari bahan – bahan organik sehingga memberikan jaminan kesehatan pada produk yang dihasilkannya, menjadi alasan utama mengapa POC perlu untuk diterapkan.
Berdasarkan keterangan yang didapatkan dari warga setempat, pengelolaan sampah di Desa Tanjungjaya masih kurang optimal, limbah rumah tangga serta limbah organik lain kurang dapat dimanfaatkan. Kendala yang dihadapi oleh para pengelola sampah disana adalah belum terbentuknya pengurus yang jelas serta kurangnya informasi mengenai cara pembuatan pupuk serta pengelolaan sampah – sampah tersebut. Padahal jika sampah dapat dimanfaatkan, salah satu contohnya adalah pupuk, petani nantinya dapat menggunakannya untuk lahan pertanian atau dapat dijual kepada para petani di desa lain.
Untuk membantu para petani dan masyarakat mengelola sampah organik disana, Adibta dari Fakultas Pertanian jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang merupakan salah satu anggota Tim KKN PPM UGM Tanjungjaya memberikan edukasi kepada masyarakat disana lewat tulisan serta video. Adibta menyiapkan informasi mengenai pentingya penggunaan POC dengan membuat artikel yang menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah untuk dipahami.
Dalam artikel tersebut, dijelaskan mengenai pentingnya POC bagi petani serta dampak positif yang akan didapatkan. Untuk meningkatkan ketertarikan petani, ia juga menyiapkan poster mengenai cara pembuatan POC sederhana yang dapat dibuat oleh siapa saja, tentunya dengan biaya yang terjangkau. Jurus terakhir yang digunakan Adibta untuk menjaring petani di Desa Tanjungjaya dalam pemanfaatan limbah rumah tangga organik adalah dengan memberikan video tutorial cara pembuatan aktivator biokompos. Aktivator biokompos adalah alat sederhana yang berbahan dasar ember bekas dan memanfaatkan lalat hitam (Hermetia illucens) dalam proses pengomposan sampah organik sampai menjadi pupuk cair siap pakai. video berdurasi 3 menit itu menjelaskan secara singkat, padat dan jelas mengenai langkah – langkah pembuatan aktivator biokompos tersebut. Penggunaan bahasa serta gambar – gambar yang menarik, dijadikan Adibta sebagai alat penarik minat petani untuk membaca serta melihat video yang telah dibuat.
“Desa Tanjungjaya adalah lokasi yang sangat strategis untuk dilaksanakannya KKN. Setelah terdampak bencana Tsunami pada tahun 2018, gempa tahun 2019 dan yang sekarang pandemi Covid-19, membuat perekonomian warga Tanjungjaya sangat terganggu. Desa yang wilayahnya masuk kedalam salah satu destinasi unggulan di Banten dan dimasukan kedalam Kawasan Ekonomi Khusus milik Indonesia (Tanjunglesung) dalam hal pariwisata ini memperlukan dorongan untuk membangkitkan pariwisata serta sektor – sektor yang dapat meningkatkan perekonomian warganya. Maka dari itu, sangat perlu adanya kegiatan seperti KKN ini untuk membantu warga disana.” Ujar Adibta salah satu anggota Tim KKN UGM Tanjungjaya Periode 2.
“Dengan keluaran program saya yang berbentuk artikel, poster dan video ini saya berharap bahwa petani dapat memahami mengenai pentingnya penggunaan pupuk organik cair disaat pandemi ini. Petani pada saat ini cenderung kurang memahami dan acuh terhadap takaran pupuk anorganik, sehingga membahayakan kondisi tanah dan produk yang dihasilkan kurang sehat karena biasanya ada kandungan kimia yang menempel. Mungkin dampaknya tidak dirasakan sekarang namun dimasa yang akan datang, anak dan cucu kita bisa merasakan dampak negatif dari penggunaan pupuk anorganik tersebut.” Tambah mahasiswa asal Purwokerto, Kecamatan Purwokerto Timur, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Program yang diusungkan oleh Tim KKN PPM UGM Tanjungjaya Periode 2 tidak hanya berfokus kepada pertanian saja, namun juga kepada sekotor – sektor yang memiliki potensi yang baik disana seperti pariwisata, pendidikan, kuliner, kerajinan dll. Dengan banyaknya program yang dilakukan, diharapkan kedepannya masyarakat Desa Tanjungjaya dapat menggunakan dan mengembangkan hasil keluaran program mahasiswa untuk memulihkan keadaan ekonomi masyarakat dimasa pandemi Covid-19 dan pariwisata yang menjadi unggulan disana.
Penulis: Adibta Deryansyah N
(Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta)