Lebak, Pelitabanten.com – Selama enam bulan ke depan, sebanyak 20 komunitas dari berbagai genre kesenian yang ada di Kabupaten Lebak bakal meramaikan acara Gaul Bareng Komunitas (GBK) yang dihelat Museum Multatuli di Rangkasbitung.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Budaya pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lebak M. Sobari pada saat memberikan sambutan acara pembukaan program GBK di halaman Museum Multatuli, Jumat (17/6/2022).
“Kegiatan Gaul Bareng Komunitas ini berlangsung selama enam bulan, yang dimulai pada hari ini, di bulan Juni sampai Nopember mendatang. Ada 20 komunitas yang akan meramaikan kegiatan GBK yang jadwalnya telah dirancang oleh tim Museum Multatuli,” ujar Kabid Budaya.
Disampaikan Sobari bahwa anggaran kegiatan GBK berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Pisik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2022 yang terbagi dalam tiga program, yakni; pengelolaan koleksi, program publik, dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
“Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 (1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bantuan Operasional Penyelenggaraan Museum dan Taman Budaya, DAK Nonfisik BOP MTB (Museum dan Taman Budaya. Red) untuk Museum digunakan: (a) pengelolaan koleksi; (b) program publik; dan (c) pemeliharaan sarana dan prasarana,” terang Sobari.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Museum Multatuli Ubaidillah Muchtar menyampaikan keterangan singkatnya prihal kegiatan GBK yang dilaksanakan mulai dari 17 Juni sampai dengan 18 November 2022 mendatang. Sebagai penampil pertama pada GBK yaitu dari komunitas KPJ Rangkasbitung.
“Museum sebagaimana fungsinya saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Pengertian tentang museum selalu berubah dengan mengikuti perkembangan zaman dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan museum senantiasa mengalami perubahan tugas dan kewajibannya dengan mengikuti pekembangan zaman. Museum merupakan suatu gejala sosial atau kultural dan mengikuti perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang menggunakan museum itu sebagai prasarana sosial atau kebudayaan. Untuk itulah mengapa perlunya kegiatan GBK ini sebagai program publik,” papar Ubaidillah.
Untuk diketahui, 20 komunitas yang akan meramaikan program GBK, adalah: KPJ Rangkasbitung, Sanggar Putra Panglipur, Sanggar Lebak Membara, Multatuli Movement, Teater Gates, Dekape, The Roxes, Rempag Project, Teater Guriang, Buhunna Sora, Stand Up Indo Rangkasbitung, Tonggeret Ti Pakidulan, Komunitas Reggae Rangkasbitung, Rhota, Forgile, Gekraf, KFI Lebak, Leekraf, Sastra Balkon, dan Lebak String.