Beranda Kuliner

Yoko Garap Angkringan Berkonsep Nuansa Hutan

Yoko Garap Angkringan Berkonsep Nuansa Hutan

TANGERANG, Pelitabanten.com – Yoko mulai berkelana semenjak menginjakan kakinya di Tangerang. Ia banting setir dari profesinya.

Alih – alih menggarap resto yang berbeda pada umumnya. Yakni angkringan berkonsep nuansa hutan.

Yoko menamai kuliner bisnisnya ini dengan sebutan ‘Marga Rimba.’ Suasana serta setting yang disajikan pun tampak nyentrik.

Sehingga membuat banyak mata melirik. Ia seakan – akan membuat tempat angkringannya ini menjadi nilai seni yang tinggi.

Bahan kayu – kayu limbah dijadikannya furnitur yang sedap dipandang. Dari segi artistiknya pun terlihat menawan.

Mulai dari kursi, meja, gerobak, piring, asbak, serta ornamen lainnya terbuat dari bahan baku kayu. Pengunjung dapat merasakan sensasi mencicipi hidangan seperti dikelilingi kayu – kayu di hutan.

Bahkan ada pula kerajinan tangan seperti topeng, kendi, buku yang terbuat dari kayu. Yoko pun menceritakan awal mula menggarap resto kecilnya itu.

Angkringan Berkonsep Nuansa Hutan

“Saya sebelumnya bekerja sebagai wartawan di Jakarta. Sewaktu liputan sempat main ke rumah – rumah pejabat dan pesohor lainnya. Saya melihat di rumah itu banyak barang – barang antik yang terbuat dari kayu. Dulu padahal saya suka juga bikin sesuatu dari bahan kayu. Makanya saya terapkan saja di angkringan ini,” ujar sang pemilik nama asli Suyoko saat berbincang hangat di Marga Rimba.

Baca Juga:  Sego Sambal Surabaya Iwak Pe, Ikan Pari Dengan Guyuran Sambal Yang Melimpah

Angkringan Marga Rimba tersebut lokasinya di sisi Jalan Rasuna Said arah Ciledug – Pinang, Kota Tangerang. Tempatnya persis berada di depan Gang Katuk, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Tangerang.

“Semenjak masih SMP saya memang suka memahat. Ngambil kayu – kayu limbah di hutan dan dibuat menjadi kerajinan tangan. Dan barang – barang di angkringan ini hasil kerajinan tangan saya sendiri,” ucapnya.

Pria berusia 35 tahun tersebut menyebut menggarap Angkringan Marga Rimba sekaligus menyalurkan hobinya itu. Memahat dan berkemping di hutan menjadi kesukaan lelaki asal Ngawi ini.

“Masyarakat yang penat kepadatan Ibu Kota bisa merasakan suasana yang berbeda di angkringan ini. Nuansa hutan yang adem ayem sambil menikmati kuliner murah meriah di Marga Rimba,” kata Yoko.

Nasi Bakar 

Aroma sedap menusuk hidung saat berada di sekitar Angkringan Marga Rimba. Kepulan asap tersebut berasal dari bungkusan nasi yang terpanggang di atas tumpukan arang.

Baca Juga:  Mudahnya Akses Ke Kawasan Kesultanan Banten

Menu nasi bakar menjadi andalan di resto milik Yoko. Ia menyatakan menu ini yang sangat membedakan kuliner bisnisnya dengan sejumlah angkringan lainnya.

“Nasi bakar menjadi favorit di sini,” ungkapnya.

Nasi bakar yang ditawarkan diperpadukan dengan lauk pauk menggugah selera. Dan tentunya bumbu racikan rempah – rempah yang mengundang gairah.

“Di sini ada nasi bakar jamur, ayam pedas, tuna lada hitam, dan ikan teri pilihan,” imbuh Yoko.

Terjangkau

Datang ke resto milik Yoko, sangat berbeda jika menyambangi kafe – kafe lainnya. Segala makanan dan minuman di Angkringan Marga Rimba ini harganya sangat terjangkau.

“Kalau ke kafe – kafe lain, bawa uang Rp. 100.000 saja mungkin kurang. Tapi kalau ke sini bawa Rp. 10.000 saja sudah kenyang,” jelasnya.

Menurutnya harga berbagai menu di restonya tersebut bervariatif. Mulai dari Rp. 3.000 – Rp. 10.000.

Baca Juga:  Anyer Krakatau Culture Festival Hadirkan Wisata Bahari Berkonsep Seni Budaya

“Ini diibaratkan jajanan kaki lima tapi berkelas seperti kafe – kafe di Kemang,” tutur Yoko sambil berseloroh.

Selain menu andalan nasi bakar, masih banyak lagi sejumlah makanan serta minuman lainnya. Di antaranya ketan susu, sate kikil, sate usus, dan sate telur.

Sedangkan untuk minumannya menyajikan wedang jahe, susu jahe, wedang sereh, serta teh teler. Angkringan Marga Rimba bisa dijadikan alternatif bagi para pemburu kuliner di sudut Ibu Kota mau pun Tangerang.

“Kafe dengan konsep angkringan yang bersuasana hutan dan banyak kerajinan kayu – kayu besar ini baru pertama kali ada di Tangerang,” paparnya.

Creat: Penggiat Coffee Morning Tangerang, Andika Panduwinata