Beranda News

Ananta Wahana Bareng Kemenkop UKM Beri Pembekalan Tata Kelola dan Manajemen Pelaku UMKM

Ananta Wahana Bareng Kemenkop UKM Beri Pembekalan Tata Kelola dan Manajemen Pelaku UMKM
Ananta Wahana saat memberikan materi tentang pembekalan tata kelola dan manajemen perkoperasian ke pelaku UMKM.(dok ist)

SERANG, Pelitabanten.com  – Anggota Komisi VI DPR RI, Ananta Wahana menyebut bahwa koperasi harus adaptif terhadap berbagai perubahan zaman terutama perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, menurut Ananta, koperasi harus lebih maju dalam hal organisasi, tata kelola dan manajemen agar mampu melakukan transformasi menjadi koperasi modern.

Ananta menyampaikan hal itu saat membuka kegiatan Pembekalan Tata Kelola dan Manajemen Perkoperasian, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) diikuti pelaku UMKM di Tangerang Raya yang tergabung dalam Koperasi Bangun Karso Nusantoro, bertempat di Yayasan Padepokna Kebangsaan Karang Tumaritis, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (15/10/2022).

Anggota DPR RI Dapil Banten itu menjelaskan, bahwa koperasi modern adalah koperasi yang menjalankan kegiatan dan usahanya dengan menerapkan tata kelola koperasi yang baik (Good Cooperative Governance/GCG).

“Dan tadi itu, koperasi harus adaptif terhadap perubahan zaman terutama soal kemajuan teknologi. Sehingga punya daya saing juga daya tahan,” ungkap Ananta.

Dalam kegiatan dua hari dari 15-16 Oktober itu, Ananta juga menyampaikan, bahwa koperasi merupakan sokoguru perekonomian Indonesia.

“Ini artinya apa, bahwa koperasi adalah pilar penting perekonomian Indonesia,” ujarnya.

Sebagai tulang punggung perekonomian, lanjut Ananta, koperasi hadir sebagai tuntutan dari konstitusi dan merangkul setiap aspek kehidupan secara menyeluruh.

Karena itu, Ananta mengajak pelaku UMKM di Tangerang Raya yang tergabung dalam Koperasi Bangun Karso Nusantoro untuk tekun mengikuti pendidikan dalam mengembangkan diri di Yayasan Padepokna Kebangsaan Karang Tumaritis.

“Yayasan ini selain menaungi Koperasi Bangun Karso, juga telah mendirikan Institute Kibar UMKM Pancasila atau IKUP, dan Institute Karang Tumaritis yang concern terhadap penguatan dan pengembangan usaha wong cilik seperti UMKM ini,” katanya.

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), Nasrun Siagian menyampaikan, bahwa jumlah UMKM secara nasional sekitar 64 juta.

Menurut Nasrun, koperasi adalah sebagai entitas bisnis yang tumbuh dari bawah berkarakter sosial, dan koperasi telah mendorong terwujudnya keadilan ekonomi.

Oleh karenanya, untuk menjadi modern butuh literasi penyuluhan koperasi. Sehingga koperasi bisa menjadi besar yang pada akhirnya akan memberikan manfaat besar juga dirasakan oleh anggota.

Disamping itu, koperasi harus menjadi profesional dan tidak amatiran lagi. Konsep ekonomi modern yaitu koperasi yang sudah terhubung dengan ekosistem digital.

Dulu, kata Nasrun, koperasi masih dipandang sebelah mata. Namun kini koperasi sudah banyak yang maju dan modern, bahkan ada yang mampu bayar karyawannya (menejer) sampai puluhan juta.

“jadi kalau koperasi itu menjalankan kegiatan dan usahanya dengan menerapkan tata kelola dan manajemen yang baik. Maka koperasi itu akan tumbuh besar dan memberikan manfaat yang besar juga bagi anggota,” ungkapnya.

Saat mendapat pertanyaan dari salah satu peserta yaitu Riad, koordinator pelaku UMKM di wilayah Pantura Tangerang terkait sulitnya memasarkan produk UMKM.

Nasrun menjelaskan, bahwa koperasi harus mencari pasar juga harus mencari mitra. Pengurus koperasi harus proaktif untuk mencari mitra-mitra untuk memasarkan produk anggotanya, juga membangun jaringan antar koperasi.

“Kemudian koperasi harus memetakan produk anggotanya. Dan jangan membuat produk yang tidak disukai masyarakat atau pasar,” imbuhnya.