Beranda News

Anggota DPR RI Ananta Wahana Ajak Pemuda Berperan Kegiatan Politik

Anggota DPR RI, Ananta Wahana bersama Perkumpulan Mahasiswa Basodara (PMB) Nusa Tenggara Timur Pamulang.
Anggota DPR RI, Ananta Wahana bersama Perkumpulan Mahasiswa Basodara (PMB) Nusa Tenggara Timur Pamulang.

TANGERANG, – Anggota , Ananta Wahana mengajak muda peduli dengan nasib bangsa dengan aktif dalam kegiatan politik. Hal tersebut dikatakan Ananta dalam acara Dies Natalis ke-2 Perkumpulan Mahasiswa Basodara (PMB) Nusa Tenggara Timur Pamulang dan Publik di Taman Kota 2 BSD.

Ananta mengatakan dengan jumlah mencapai 40 persen dari populasi penduduk , tentu saja peran menjadi sangat penting. Terlebih di dunia serba digital ini terobosan yang telah dibuat anak-anak muda Indonesia seperti gojek dan grab.

“Jangan heran anak muda selalu jadi rebutan bagi partai politik selain karena jumlahnya yang besar juga karena mereka memiliki gagasan-gagasan diperlukan untuk kemajuan negara kedepannya,” pria yang saat ini duduk di Komisi VI DPR RI ini.

Ananta menambahkan, peran anak muda dalam politik juga sangat penting diantaranya adalah agar memastikan orang yang menjadi wakil rakyat nantinya adalah orang baik dan jujur. Mereka diharapkan memastikan hal tersebut dengan cara memberikan kepada mereka.

“Saya meyakini bahwa politik bukan hanya punya orang kaya atau pejabat. Politik juga merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang ada. Jadi anak muda dapat belajar dan berperan dalam politik,” ungkapnya.

Ananta melanjutkan, dirinya mengutip ungkapan bung Karno yang mengatakan bahwa 1.000 orang tua hanya mampu bermimpi tapi satu anak muda dapat mengguncang dunia untuk mengungkap betapa dahsyatnya peran anak muda.

“Soekarno sudah menggambarkan kekuatan anak muda yang dahsyat tersebut. Maka anak muda harus belajar berpolitik. Karena generasi muda adalah calon pemimpin bangsa maka harus memahami standar bagaimana mengatur negara,” tambahnya.

Kristian, peserta kegiatan mengatakan bahwa selama ini paradigma masyarakat soal politik masih berbicaralah tentang siapa yang memiliki uang maka akan menang secara politik.

“Namun setelah mendengar materi tentang politik. Saya mendapatkan paradigma baru bahwa politik itu milik semua orang bukan hanya milik pejabat,”pungkasnya.