Beranda News

Bocah Hilang Terseret Arus Banjir di Tangerang Ditemukan

Bocah Hilang Terseret Arus Banjir di Tangerang Ditemukan
Jenazah Disemayamkan di Rumah Duka. Foto Pelitabanten.com (Dok. Ist)

KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com, — Muhammad Rasia Fadillah (11) Bocah SD Warga Gang Bakti RT 03 RW 13, Karang Timur, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang akhirnya ditemukan tak bernyawa setelah dinyatakan hilang akibat terseret arus Kali Kebyuran, pada Jumat Kemarin (01/02) siang.

Korban ditemukan oleh tim gabungan BPBD Kota Tangerang dan Jakarta Barat pukul 14.00 WIB dengan kondisi mengambang di wilayah Bendungan Polor, Kembangan, Jakarta Barat.

Danton Pengendali Kebakaran Damkar Jakarta Barat, Joko Susilo mengatakan, awalnya pencarian dilakukan pada titik awal kejadian di Kali Kebyuran. Namun, karena merasa curiga pihaknya memerintahkan untuk melakukan pencarian di wilayah Bendungan Polor.

“Awalnya kami terjunkan dua unit dengan satu regu enam anggota, tapi saya berinisiatif untuk menerjunkan regu dari sektor terdekat yaitu Kembangan untuk menyusuri aliran irigasi yang ada. Akhirnya pada pukul 14.00 WIB berhasil diketemukan dengan ciri-ciri dimaksud dan ternyata benar itu adalah korbannya,” papar Joko di rumah duka, Sabtu (02/02/2019).

Bocah Hilang Terseret Arus Banjir di Tangerang Ditemukan
Jenazah Korban Muhammad Rasia Fadillah saat Ditemukan. Foto Pelitabanten.com (Dok. Ist)

Joko menambahkan, saat ditemukannya korban, pihaknya juga hanya melakukan pengamanan di lokasi agar tidak kembali hanyut, dan banyaknya kerumunan warga yang ingin melihat jasad korban

“Tadi kita amankan dahulu agar tidak hanyut lagi, setelah keluargannya datang baru kita angkat dan keluarganya juga tidak ingin dibawa kepalang hitam untuk diotopsi. Maka kita mengikuti permintaan keluarganya,” terangnya.

Sementara Kapolsek Ciledug, Kompol Supiyanto mengatakan, dari titik kejadian ke lokasi diketemukan berjarak lima kilo meter dan telah dibawa kerumah duka.

“Korban ditemukan sejauh lima kilo meter dari titik kejadian oleh tim Basarnas gabungan di wilayah Bendungan Polor, kini korban juga telah ada di rumah duka,” terang Supiyanto.

Supiyanto menambahkan, keluarga korban juga meminta agar tidak dilakukan tindakan otopsi, dengan alasan peristiwa tersebut sudah menjadi kehedak Allah SWT.

“Secara prosedur memang harus dibawa kerumah sakit untuk diotopsi, namun atas permohonan orang tuanya untuk tidak diotopsi dan pihak keluarga juga sudah membuat surat pernyataan tidak menuntut kepada siapapun dikemudian hari,” tandas Supiyanto.