KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com – Buntut dari bentrok yang terjadi antara Ormas Pemuda Pancasila (PP) dan Forum Betawi Rembug (FBR) di Pasar Lembang, Kecamatan Ciledug Kota Tangerang pada Jumat (19/11) malam lalu.
Keributan hingga menimbulkan beberapa korban luka serius, lantaran terkena sabetan senjata tajam berasal dari kedua belah pihak.
Kepolisian Resort Metro Tangerang Kota mengumpulkan para pimpinan (pentolan) ormas untuk berjanji menyudahi anarkis dan bentrok yang kerap terjadi di wilayah.
Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Pol Deonijiu De Fatima mengatakan pertemuan dilakukan tidak hanya mengundang pihak yang bertikai namun juga melibatkan beberapa ormas lain yang ada di kota Tangerang termasuk para ulama dan para tokoh untuk meyelesaikan konflik yang kerap terjadi di wilayah.
“Ada beberapa korban yang terluka berasal dari kedua belah pihak, maka tadi semua telah berkomitmen untuk menciptakan situasi yang aman dan nyaman di kota Tangerang, yang terjadi sudah terjadi, jangan sampai ke depan terjadi kembali,” kata Deonijiu usai melakukan pertemuan di Ruang Rapat Utama (Rupatama) Mapolres Metro Tangerang Kota. Kamis, (25/11/2021).
Selanjutnya, Kapolres mengungkapkan terhadap korban luka, semua pihak yang bertikai harus sama-sama bertanggung jawab mengobati hingga kembali sembuh, dan terhadap pelaku yang melakukan tindakan kekerasan dengan melukai orang lain, aparat kepolisian akan tetap melakukan proses hukum yang berlaku di negeri ini.
“Ada beberapa pelaku sudah diamankan dan tetap kami proses hukum, bagi yang belum meyerahkan diri tetap kami cari. saya meminta kepada para pimpinan ormas untuk diserahkan, diadili sesuai perbuatannya, kami akan tindak tegas dan akan memprosesnya hingga timbul keadilan,” tegas Kapolres.
Setelah peristiwa itu, Deonijiu pun berharap bahwa tidak akan ada lagi keributan antar ormas khususnya di Kota Tangerang.
Sementara disampaikan Mulyadi selaku Ketua MPC PP Kota Tangerang, Dirinya atas nama ormas Pemuda Pancasila memohon maaf kepada masyarakat, kontek – kontek yang terjadi dilapangan, diakuinya memang agak sulit untuk diatur, namun pengawasan akan tetap dilakukan hingga tingkatan anak ranting.
“Dengan pertemuan ini, komitmen kami bahwa sudah cukup kejadian kemarin adalah yang terakhir dan tidak boleh ada lagi hal-hal yang anarkis, kami mohon dukungan dan bimbingan dari semua pihak termasuk para ulama Kota Tangerang agar keberadaan kami sebagai organisasi bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
Insiden yang terjadi, Mulyadi tidak memungkiri bahwa latar belakang anggota ormas PP banyak berasal dari unsur premanisme, namun kata Dia, Organisasi sudah memberikan dan mengajarkan hal-hal yang positif agar mereka menjadi lebih baik lagi.
“Sekali lagi kami mohon maaf atas insiden yang terjadi, ini yang terakhir dan kami akan saling menahan diri, ke depan bersama TNI-Polri dan Pemkot Tangerang kami akan melakukan pemetaan wilayah. karena bentrok kerap terjadi karena bersinggungan wilayah yakni antara DKI Jakarta dan Kota Tangerang,” tuturnya.
Dari kubu FBR, Ketua Korwil Kota Tangerang Maman Alfarizi menegaskan bahwa ormas FBR pun sama, yakni memohon maaf atas insiden yang terjadi kemarin dan ini akan menjadi pekerjaan rumah (pr) organisasi di tingkat pimpinan dan akan terus dilakukan evaluasi kedepannya.
“Kami berharap bahwa tidak akan terjadi lagi bentrok ormas FBR dan PP, Kota Tangerang akan nyaman dan kondusif tidak membuat keresahan dimasyarakat,” ucapnya.