SERANG, Pelitabanten.com – Nasib nahas menimpa pasangan Amelia (27) dan Usman (33) di Desa Ranjeng Rt 01/01, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang, Banten. Pasangan suami istri tersebut memiliki anak bernama Ilham Putra A Usman. Bayi berumur tiga tahun tersebut tergelatak lemah karena menderita hydrocephalus, yang mengakibatkan kepalanya membesar sejak dilahirkan pada 6 Juni 2014 lalu.
“Dari lahir sudah begini, kata dokter tidak bisa lahir normal, karena kepalanya sudah besar, makanya waktu itu dioperasi,” ujar Amelia di rumahnya, Ciruas, Serang. Senin (20/3/2017)
Amelia dan Usman merupakan warga pendatang dan sudah tinggal di Ciruas, Serang selama tujuh tahun lamanya. Kesehariannya, Amelia menjual gorengan di depan perumahan Ciruas. Hasil jualan gorengan dan es pisang hijau hanya mampu untuk membayar rumah kontrakan, sewa tempat jualan, dan makan sehari-hari.
“Ngontrak rumah Rp500 ribu sebulan, tempat jualan Rp1,2 juta, sebab dua gerobak, namanya juga jualan hasil tidak tentu, kalau ramai laku banyak, kalau sepi yah tidak,” katanya.
Akibat kondisi ekonomi itulah, perempuan yang sudah tercatat sebagai warga Ciruas, Kabupaten Serang tersebut tidak berani membawa anaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang intensif.
Menurutnya, Ilham beberapa kali pernah dibawa ke rumah sakit di Serang. Namun, karena BPJS yang dimiliki berasal dari Sumedang, anaknya pernah ditolak pihak rumah sakit.
“Sudah ke rumah sakit. Kalau kendala kadang BPJS nggak bisa digunain (di Serang), kadang dibilang penuh,” ujarnya.
Bocah malang tersebut baru akan dibawa ke rumah sakit jika sudah mengalami kejang-kejang. Jika tidak, Ilham akan dibiarkan. Terakhir, Ilham mengalami kejang-kejang tiga bulan yang lalu, saat itu, Ilham dibawa ke Rumah Sakit Sari Asih.
Melihat kondisi anaknya yang hanya bisa berbaring, Amelia berharap uluran tangan dari pemerintah dan masyarakat. Selama tiga tahun menderita penyakit akumulasi abnormal cairan cerebrospinal di dalam otak tersebut, Ilham belum pernah mendapatkan bantuan.
“Kemarin-kemarin ada dari Dinsos (Dinas Sosial), itu cuma ninjau doang,” ujarnya