Beranda News

Dampak Mogok Pedagang Daging, RPH Karawaci Tetap Buka Namun Tidak Melakukan Pemotongan

Dampak Mogok Pedagang Daging, RPH Karawaci Tetap Buka Namun Tidak Melakukan Pemotongan
Dampak Mogok Pedagang Daging, RPH Karawaci Tetap Buka Namun Tidak Melakukan Aktifitas Pemotongan Hewan Sapi Sejak Semalam (19/1). Foto Ahmad Syihabudin Pelitabanten.com

KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com — Dampak aksi mogok yang dilakukan para pedagang daging sapi di pasar, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Karawaci sejak kemarin tidak melakukan pemotongan karena para pedagang tidak meminta orderan daging sapi.

Pantauan di lapangan, RPH Karawaci masih tetap buka walaupun kondisi sepi lantaran para pedagang daging sapi melakukan mogok dagang karena harga daging naik.

Penanggung jawab RPH Karawaci Widodo mengatakan, sejak semalam pedagang daging sapi tidak ada yang datang, biasanya para pedagang daging sapi datang untuk memesan daging sapi di RPH Karawaci tersebut.

“Sejak kemarin malam sepi, saya juga sudah dapat informasi dari para pedagang bahwa tidak akan berjualan karena tidak terima adanya kenaikan harga daging. Tetapi, kami sebagai penyedia jasa pemotongan tetap buka dan karyawan kami tetap masuk,”ujarnya saat ditemui Pelitabanten.com di RPH Karawaci, Rabu (20/1/2021).

Widodo menambahkan, selama RPH ini ada sejak tahun 2000, mogok pedagang daging sudah kejadian yang ke-4 kalinya.

Tetapi, untuk aksi mogok sekarang ini terlihat kompak karena seluruh pedagang daging sapi menolak berjualan karena harga yang daging yang melonjak tinggi.

“Kalau saya lihat, aksi mogok ini paling kompak. Biasanya yang sudah, sudah walaupun ada mogok kenaikan harga daging masih ada beberapa pedagang yang melakukan pemotongan,” tuturnya.

Ia menjelaskan, setiap harinya RPH Karawaci memotong sebanyak 25 ekor hewan sapi, bahkan bisa lebih jika hari libur atau hari raya umat Islam seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

“Aktivitas kami mulai bekerja pada pukul 20.30 WIB, dan biasanya motong 25 ekor sapi setiap harinya. Adanya aksi mogok ini, semalam tidak ada satupun sapi yang di potong,” ungkapnya

Widodo berharap, permasalahan ini cepat bisa teratasi, karena jika berlarut-larut maka dampaknya akan lebih besar. Di tambah, dengan kondisi di tengah pandemi covid-19 yang masih melanda Indonesia. dimana perekonomian sedang turun, kasihan para pedagang kecil.

“Kami kasihan dengan kondisi pedagang daging sapi olahan seperti tukang baso dan yang lainnya, jika harga naik maka mereka akan kesulitan mencari bahan daging. Kondisi pandemi ini juga sangat berpengaruh, semoga roda perekonomian tetap berjalan dengan baik,” pungkasnya.