TANGERANG SELATAN, Pelitabanten.com – Warga di Komplek Puri Pamulang, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan dirundung gelisah. Mereka harap-harap cemas. Pasalnya pemukiman tersebut kerap diancam banjir. Terlebih saat ini memasuki musim penghujan.
Bahkah mereka pun sempat mencak – mencak kepada Pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Warga menilai pemerintahan setempat tak tanggap terkait persoalan banjir yang melanda di wilayahnya tersebut.
“Kami sudah lapor ke mana – mana tetapi tidak ditindak lanjuti,” ujar Ihsan (42) satu dari masyarakat sekitar kepada Wartawan di Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (10/12/2017).
Ia mengaku warga sudah mengadukan perihal ini ke dinas – dinas terkait. Namun Pemerintahan Kota Tangerang bersikap acuh. “Sudah lapor tapi tetap saja tidak digubris,” ucapnya.
Menurut Ihsan, jika wilayahnya diguyur hujan kerap kali menimbulkan genangan. Apalagi hujan dengan intensitas tinggi, air pun sampai masuk ke dalam rumah – rumah warga.
“Banjir sampai sekitar 1 meter, jalanan juga lumpuh. Di sini sering banget banjir dan air masuk ke dalam rumah,” kata Ihsan.
Bak Kontrol AirÂ
Masyarakat pun seakan mulai jengah dengan sikap pemerintahan setempat yang dianggap tak tanggap. Mereka berinisiatif melakukan upaya guna menanggulangi persoalan banjir ini.
“Kami jadinya hari ini bikin bak kontrol air,” ungkap Dwi (39) yang juga merupakan warga Komplek Puri Pamulang RT 03 / RW 09 Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan.
Ia menjelaskan bak kontrol ini dibuat di dekat – dekat saluran air. Tujuannya agar tidak terjadi tabrakan arus air dari kampung sebelah dengan saluran di pemukiman komplek.
“Makanya kami juga sudah minta dinas terkait untuk membenahi saluran air yang ada di gang perumahan, biar air lancar. Tapi tidak ada tindak lanjutnya sampai sekarang,” imbuhnya.
Warga juga bahu membahu untuk kerja bakti membersihkan saluran air tersebut. Mereka berharap agar Pemerintahan Kota Tangerang Selatan dapat terketuk hatinya guna menuntaskan persoalan banjir ini.
“Pemerintahan malah meninggikan jalan sama bikin trotoar yang membuat air semakin masuk ke dalam pemukiman warga,” papar Dwi. (Yoko)