Beranda News

Diduga Lakukan Kecurangan Penerimaan Siswa, Warga Sepatan Demo SMKN 2 Tangerang

Sejumlah massa yang mengatasnamakan Gerakan Sepatan Bersatu ( GSB) di depan SMKN 2 Kabupaten Tangerang Jalan Raya mauk kecamatan, Senin (24/07/2023).Foto Pelitabanten.com. (Istimewa)
Sejumlah massa yang mengatasnamakan Gerakan Sepatan Bersatu ( GSB) di depan SMKN 2 Kabupaten Tangerang Jalan Raya mauk kecamatan, Senin (24/07/2023).Foto Pelitabanten.com. (Istimewa)

KABUPATEN,TANGERANG,Pelitabanten.com-Massa yang mengatasnamakan Gerakan Sepatan Bersatu ( GSB) berunjuk rasa di depan Sekolah SMKN 2 Tangerang, Jalan raya mauk kecamatan Sepatan kabupaten Tangerang, Senin (24/07/2023).

Aksi unjuk rasa itu berisi protes atas seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 yang belum lama ini telah dibuka karena dinilai tak bisa menampung seluruh calon pelajar

“Dalam seruan aksi ini ada 3 tiga poin yang kami maksud,adanya intervensi oknum DPRD Provinsi Banten yang sengaja bermain-main dengan kekuasaan dan juga intervensi kepada kepala sekolah dan panitia PPDB.Selanjutnya kepala sekolah mengintervensi kepada panitia untuk memuluskan data titipan oknum anggota dewan kurang lebih berjumlah 350 calon siswa,panitia tidak berdaya atas intervensi yang di lakukan oleh PLT kepala sekolah dengan adanya berkas titipan dari kepala dinas,anggota DPRD Kabupaten Tangerang, “ujar perwakilan dari GSB gerakan Sepatan bersatu,saat dikonfirmasi.

Baca Juga:  Kakanwil Kemenag Banten Bersama Anggota DPR RI Bahas Pelayanan Bagi Jamaah Haji & Umroh

Menurut mohamad jembar,aksi protes dilakukan setelah mendapat laporan sejumlah siswa berprestasi tidak lolos PPDB jalur zonasi.

Pria yang juga sebagai koordinator Gerakan Sepatan bersatu (GSB) ini kerap menerima aduan dari orangtua yang dipersulit dengan teknis PPDB.

“Soal jalur zonasi, prestasi sudah (daftar) atau belum itu adalah teknis. Dibuat sedemikian rupa untuk menutupi tanggung jawab yang tidak ditunaikan,” ucap jembar.

Aksi unjuk rasa dilakukan karena 38 calon murid di wilayah kecamatan Sepatan,tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jalur zonasi. Padahal rumah mereka masih satu desa dengan SMKN 2 Negeri kabupaten Tangerang.

Ironisnya dalam unjuk rasa ini tidak terlihat pihak sekolah yang datang untuk menerima. Hanya beberapa anggota Polri dan TNI yang berjaga.

Ozi,orang tua calon murid mengaku khawatir hingga saat ini anaknya belum diterima di sekolah manapun. Ia hanya menginginkan keadilan anaknya diterima karena berada satu desa dengan sekolah. Sementara anak lainnya yang lebih jauh malah diterima.

Baca Juga:  Dituding Apatis, Mahasiswa UPH Deklarasi Tolak RKUHP Dini hari

“Anak-anak kami kenapa gak masuk ke sekolah ini, padahal sekolah ini ada di Desa pisangan kaya kenapa Desa lain bisa masuk ke sekolah ini, anak kami enggak, saya mau menuntut keadilan buat anak-anak kami, kok,” ujarnya.