KOTA TANGERANG, Pelitabanten.com – Harga komoditi ayam potong dan telur di pasar anyar Kota Tangerang, Banten masih mahal bahkan semakin mahal dari harga normal biasanya. Sejumlah pedagang dan pembeli keluhkan kenaikan harga bahan makanan yang banyak mengandung sumber protein ini.
Untuk harga satu ekor ayam dengan berat 1,5 kilogram harganya mencapai Rp50 ribu hingga Rp55 ribu. Untuk berat 1,4 kilogram di jual dengan harga Rp 45 ribu, dan Rp40 ribu untuk ayam dengan berat 1,3 kilogram.
Begitu pun untuk harga telur buras ditingkat agen dijual dengan harga Rp32 ribu perkilogram, jauh melambung dari harga normal yakni Rp23 ribu perkilogram untuk agen. semetara untuk tingkat pengecer di jual ke masyarakat dengan harga Rp32 ribu hingga Rp35 ribu perkilogram.
Kondisi tersebut dikeluhkan Atun, pedagang ayam potong di pasar anyar dan agen telur Mustopa saat ditemui Pelitabanten.com di lapak dagangnya. Mereka mengaku dengan adanya kenaikan harga ini sangat mempengaruhi daya beli masyarakat.
“Biasanya sehari bisa jual 80 sampai 100 ekor, sekarang mah setengahnya aja sulit pak,” ungkap Atun ditemui Selasa, (11/7/2023).
Ia mengungkapkan kenaikan harga komoditi daging ayam potong itu terjadi sejak satu dua bulan lalu, tepatnya sebelum hari raya idul adha 1444 hijriah tahun 2023. Maka agar tidak merugi Atun mengaku mengurangi jumlah stok dagangannya.
“Kalau stok banyak-banyak seperti biasa gak habis, Rugi, karena yang biasanya beli 2 ekor sekarang paling satu ekor, yang biasa beli 5 jadi 2 ekor, yang buat dagang apalagi sekarang belinya paling setengah, syarat asal ada aja,” ungkap Atun.
Keluhan juga disampaikan Mustopa, kata Dia ditempatnya pedagang eceran biasanya mampu membeli 10 peti hingga 15 peti dalam sehari dengan berat 15 kilogram per-petinya, saat ini para pedagang eceran yang biasa membeli di lapaknya hanya mampu membeli 6 sampai 7 peti saja.
“Pasokan telurnya selalu tersedia banyak, Naiknya harga sejak dari peternakan-nya. Katanya ada kenaikan harga pakan dari sana (peternak),” ujarnya.
Teti salah seorang Ibu rumah tangga yang tengah berbelanja ayam potong mengatakan jika saat ini pengeluaran bertambah sejak adanya kenaikan harga ayam potong dan telur. Biasanya Ia membeli perekor Rp40 ribu kini menjadi Rp50 ribu.
“Kalo bisa sih minta ke pemerintah, di turunin gitu harganya. Untuk meringankan beban Ibu rumah tangga, saya paling siasatin-nya kalo gak daging ayam, ya telurnya, tapi ya sama juga telur juga mahal sekarang,” keluhnya.
Untuk itu pedagang maupun pembeli berharap adanya campur tangan pemerintah untuk menekan harga pakan ayam sehingga diharapkan dapat berimbas dari stabilnya harga komoditi daging ayam potong dan telur.