BANDARA SOEKARNO-HATTA, Pelitabanten.com — Sebanyak 26 tersangka teroris tiba dari Makasar di Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten. Kamis (4/2/2021).
Ke-26 tersangka terorisme tersebut akan langsung dibawa ke Rumah Tahanan (Rutan) teroris di Cikeas, Bogor Jawa Barat.
Para teroris tersebut tiba dengan menumpang pesawat Lion Air Boeing 737-900ER dengan nomor penerbangan JT-3891. Sekitar pukul 13.58 WIB, pesawat tiba di Apron Terminal Kargo Bandara Soetta.
Informasi yang dihimpun, puluhan teroris ini terdiri dari tiga orang wanita dan 23 lelaki. Saat turun dari pesawat, mereka mengenakan baju tahanan dengan posisi pergelangan tangan dan kaki diborgol.
“Tim Densus 88 memindahkan 26 tersangka tindakan terorisme. Rinciannya 7 orang berasal dari Gorontalo, sisanya 19 orang dari Makasar Sulawesi Selatan,” jelas Karo Penmas, Brigjen Rusdi Hartono, di Apron Terminal Kargo Bandara Internasional Soekarno Hatta kepada awak media.
Sementara, seorang tersangka teroris lain yang meninggal lantaran ditembak karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap, sudah dimakamkan di daerah setempat (Makasar).
Kata Rusdi, meski dari daerah yang berbeda, polisi memastikan, bila kedua kelompok tersebut berasal dari jaringan yang sama, yakni Jamaah Anshor Daullah atau JAD.
“Untuk tujuh orang dari Gorontalo, mereka adalah kelompok Ikhwan Pahuwato. Lalu dari Makasar mereka sama-sama satu jaringan, yakni Jamaah Anshor Daullah,” tutur Rusdi.
Jaringan JAD ini teraviliasi dengan jaringan Islamic State In Iraq and Al Asham atau ISIS. Sehingga, kedua kelompok di dua provinsi berbeda ini memiliki keahlian yang hampir sama dalam melakukan serangan atau aksi terorisme di Indonesia.
Seperti JAD asal Gorontalo, mereka memiliki keahlian dan mempelajari bela diri, memanah, melempar pisau, menembak dengan senapan angin serta merakit bom. Lalu JAD asal Makasar, mereka selalu mempersiapkan diri sebagai calon pengantin atau orang yang siap membawa bom bunuh diri.
“Mereka juga sudah merencanakan berbagai rencana pemboman di Mako Polri, rumah dinas anggota Polri, rumah dinas pejabat di Gorontalo, serta merencanakan perampokan di toko-toko di daerah sana,” tutur Rusdi.