LEBAK, Pelitabanten.com – Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dr. TB. H. Ace Hasan Syadzily, M.Si. menemui masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani di Kampung Babakan Padang, Desa Cibungur, Kecamatan Leuwidamar, Lebak – Banten.
Dalam lawatannya tersebut anggota Dewan Kebijakan Rafe’i Ali Institute ini mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian dengan menanam komoditas pertanian yang cepat tanam, memiliki nilai tambah secara ekonomi dan berdaya saing saing.
“Lebak ini lahan pertaniannya luas. Sudah seharusnya kita dapat menghasilkan produk pertanian yang dapat diunggulkan agar mampu berdaya saing dan memiliki nilai tambah ekonomi bagi masyarakatnya,” katanya, Minggu (9/4/2017).
Di hadapan masyarakatnya, Ace juga menyampaikan hal yang lebih penting dengan menekankan agar masyarakat yang bekerja di sektor pertanian memiliki kebanggaan atas pekerjaannya. Pertanian merupakan sumber penghidupan pangan karena itu diperlukan adanya dukungan yang lebih pada sektor ini.
“Kita ini aneh. Kita merasa belum bekerja, merasa belum punya pekerjaan, kalau bertani. Padahal, bertani itu pekerjaan yang mulia. Petani adalah penyangga kebutuhan perut semua orang,” ujar Dosen Pascasarjana Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini.
Pembangunan pada sektor pertanian merupakan kebutuhan pokok berupa bahan pangan utama khususnya beras yang semakin tahun semakin meningkat sesuai laju pertumbuhan penduduk dan perkembangan kondisi perekonomian masyarakat. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan untuk meningkatkan swasembada pangan. Terdapat sejumlah kunci untuk mencapai swasembada pangan yaitu bibit yang baik, ketersediaan air yang mencukupi, peralatan yang efisien dan teknologi penelitian pertanian.
“Tantangannya sekarang, bagaimana kita berusaha meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian kita. Saya mengajak kita semua, ayo kita cari produk-produk pertanian yang unggul berdasarkan kekhasan dan potensi lokal kita,” ujar pria kelahiran Labuan Pandeglang ini.
Dalam kesempatan itu, Ace Hasan tak lupa menyilakan masyarakat untuk menyampaikan aspirasnya. Erik (32 tahun) mengapresiasi ajakan Ace Hasan dalam meningkatkan produktivitas dan keteguhan dengan profesi mulia seorang petani. Namun, dia menyayangkan infrastruktur jalan yang masih jauh dari harapan.
“Harga-harga hasil pertanian menjadi sangat mahal karena habis ongkos di jalan,” tuturnya.
Setelah menyimak dan mencatat aspirasi tersebut, Ace Hasan memberikan tanggapan. Menurutnya, pembenahan infrastruktur, terutama jalan dan juga sarana irigasi terus menjadi perhatian pemerintah.
Undang-undang Desa, yang salah satu kebijakannya memberikan dana desa 1 Milyar lebih per desa di seluruh Indonesia merupakan salah satu upaya pemerataan pembangunan. Hanya saja, diakui Ace, Dana Desa tidak lantas bakal bisa menyelesaikan seluruh persoalan yang ada di desa.
“Maka saya mengajak Pak Kades dan Pak Camat untuk pro aktif mencari sumber dana yang lain,” pungkasnya.