PANDEGLANG, Pelitabanten.com – Pendidikan Pancasila pasca Reformasi diakui Anggota DPR/MPR RI Daerah Pemilihan Banten I, Dr. TB. H. Ace Hasan Sadzily, M.Si tidak lagi menjadi perhatian masyarakat. Karenanya, Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sangat penting untuk terus dilakukan. “Tanpa penghayatan dan pengamalan Empat Pilar tersebut, bangsa Indonesia tidak akan memiliki konsepsi bersama untuk bersatu.” Demikian disampaikan Dr. H.TB Ace Hasan Syadzily, M.Si, dalam acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, di Hotel Kharisma Labuan-Banten. Senin, (20/2/2017),
Nilai-nilai kebangsaan ini penting diperteguh karena saat ini perdebatan tentang hubungan antara agama dan negara, akhir-akhir ini kembali mencuat ke permukaan. Saat ini, lanjutnya, ada pihak-pihak yang mencoba untuk mempertentangkan antara Agama dan Nilai-nilai Pancasila. Masyarakat sangat mudah diadu-domba, lewat sentimen agama, isu komunis dan lain sebagainya, terlebih menjelang Pilkada. Masyarakat kita, sambung Dewan Kebijakan Rafe’i Ali Institute ini, dalam soal agama misalnya, mudah mengklaim diri paling benar sambil membiarkan diri termakan berita-berita bohong atau tidak jelas (hoax). “Padahal, Pancasila ini merupakan warisan luhur para pendiri bangsa yang spiritnya memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai yang diajarkan Islam,” tegas Anggota Komisi II DPR RI ini.
Wakil Sekjen DPP Partai Golkar ini juga menerangkan bahwa bangsa-bangsa di dunia iri terhadap Indonesia. Karena bangsa Indonesia yang beragam suku dan agama dengan ribuan pulau yang dimilikinya mampu bersatu di bawah payung Pancasila, UUD 1945, NKRI dan semangat Bhinneka Tunggal Ika. Negara-negara luar banyak yang belajar kepada Indonesia mengenai hal tersebut, karena negara mereka dengan mudah dapat dipecah belah oleh ego sektarian segelintir kalangan.
Hal senada diungkapkan secara apresiatif oleh Direktur Eksekutif Rafe’i Ali Institute, Atih Ardiansyah, M.I.Kom, sekaligus Ketua Panitia, “Kita mesti bersyukur kepada Allah atas anugerah besar Indonesia beserta Empat Pilar penyokong bangsa. Kita bisa hidup berdampingan, bersuka dalam perbedaan, beribadah dengan nyaman. Semua yang kita nikmati saat ini merupakan buah dari kejeniusan para Pendiri Bangsa, yang legowo dengan konsepsi kebangsaan tanpa mendewakan ego sektarian. Sudah semestinya kita meneladani mereka”, ucapnya.
Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dihadiri lebih 160 peserta dari kalangan tokoh masyarakat, tokoh agama, para dewan guru, tokoh pemuda dan lain-lain dari berbagai daerah di Kabupaten Pandeglang; Labuan, Carita, Pagelaran, Menes dan sekitarnya. Acara ini juga menerbitkan romantisme masa lalu seorang perserta asal Bojongmanik, Sadik (57), “Saya teringat pelajaran Pancasila di sekolah dulu. Dulu mah lalawora (Bahasa Sunda artinya, sembarangan: red) diajar P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, sekarang Pendidikan Kewarganegaraan: red) teh, ternyata itu penting buat keutuhan negara”, pungkasnya.