Pelitabanten.com – Dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, Sumpah Pemuda membuktikan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesia ternyata dapat disatukan. Api semangat sumpah pemuda 92 tahun yang lalu harus terus dikobarkan.
Berangkat dari hal tersebut, GoodNews From Indonesia dan Pemimpin.id mengajak pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia, untuk berkumpul secara daring pada acara Kongres Pemuda Indonesia 2020 yang dilaksanakan pada 26—28 Oktober 2020.
Mengangkat tema besar “Merangkai Gagasan, Membangun Harapan”, GoodNews From Indonesia dan Pemimpin.id ingin memfasilitasi warga negara Indonesia berusia 16—34 tahun untuk berdiskusi merumuskan resolusi bagi Indonesia.
Terdapat kurang lebih 300 gagasan, berasal dari pemuda/i yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Setelah melalui tahap kurasi, terpilihlah 130 gagasan dari pemuda/i yang maju mewakili provinsinya masing-masing.
Gagasan yang disampaikan oleh para pemuda/i mengangkat 5 sektor yang ada di Indonesia, yaitu Pendidikan, SDM, Riset & Teknologi, Infrastruktur Dasar dan Lingkungan, Ekonomi dan Kewirausahaan, Kesehatan dan Kehidupan Sosial, serta Politik dan Hukum.
Kongres Pemuda Indonesia dibuka oleh Dr. Jonni Mardizal, M.M. selaku Staf Ahli Bidang Ekonomi Kreatif Kemenpora, dan kemudian disusul dengan acara Stadium General.
Stadium General terbagi menjadi 2 sesi, sesi 1 bertajuk “Melihat Potensi Anak Muda Melalui Gerakan Perubahan” dengan dihadiri oleh teman diskusi Pangeran Siahaan – CEO Asumsi.co, Sofian Hadiwijaya – CTO Warung Pintar, Satya Radjasa – Managing Director Korn Ferry, dan Andhyta F. Utami – Environmental Economist & Co-Founder Think Policy Society.
Selanjutnya, pada sesi 2 mengangkat tema “Kolaborasi Lintas Sektor Untuk Indonesia Kuat”. Menghadirkan Teten Masduki – Menteri Koperasi dan UKM, Handy Satriago – CEO General Electronic Indonesia, dan Salman Subakat – CEO PT Paragon Technology and Innovation. Teten Masduki berpesan terkait pentingnya berkolaborasi lintas sektor untuk mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan mempercepat pertumbuhan.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, kita perlu kolaborasi untuk menghadirkan Indonesia maju yang punya fondasi ekonomi dengan SDM yang kuat. Maka perlu diarahkan kepada kerjasama lintas sektor, kerja sama dalam pengembangan SDM, riset, dan development product. Prioritas saat ini ialah mendorong startup, usaha rintisan yang melibatkan anak muda dibanding generasi lama UMKM, agar bisa naik kelas dengan pendekatan inkubasi bisnis,” ujarnya.
Pada 27 Oktober 2020, pemuda/i telah berhasil merumuskan resolusi gagasan di berbagai klaster. Dari perumusan tersebut, terciptalah 65 usulan resolusi dari 5 klaster yang ada.
Berikut intisari resolusi dari 5 klaster yang ada.
1. Mendorong pemerintah dan masyarakat untuk:
Meningkatkan kualitas SDM Indonesia melalui pendidikan yang berkualitas, berkarakter, dan kontekstual.
Terlibat aktif dalam berbagai program pelestarian lingkungan dalam konteks pencegahan maupun penanggulangan kerusakan lingkungan.
Mengoptimalkan teknologi dalam pengembangkan ekonomi kerakyatan dengan melibatkan masyarakat sebagai subjek yang berdaya.
Mengoptimalkan lembaga yang ada (Seperti puskesmas dan unit kesehatan lain) dalam memberikan layanan kesehatan, terutama dalam konteks kesehatan mental dan gizi masyarakat.
Berpartisipasi aktif dalam menguatkan penegakan hukum dan pencegahan korupsi di masyarakat berbasiskan data.
Mendorong komunikasi dan kolaborasi pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat.
2. Mencari solusi dari setiap isu baik SDM, lingkungan, ekonomi, sosial, kesehatan, maupun politik hukum.
Rangkaian acara kongres ditutup dengan Dialog Kebangsaan pada 28 Oktober 2020 dengan menghadirkan Antonius Benny Susetyo – Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Aries Agung Paewai, S.S.TP., M.M. – Kepala BPSDM Provinsi Jawa Timur, dan Ganjar Pranowo – Gubernur Jawa Tengah.
Antonius Benny mengatakan pada dialog kebangsaan, “Anak muda sekarang dengan adanya internet justru berpeluang untuk semakin kreatif dan inovatif. Anak muda seharusnya mampu memberi harapan dengan membangun kesejahteraan di daerahnya masing-masing,” katanya.
Pada Dialog Kebangsaan, Ganjar Pranowo juga menyatakan bahwa resolusi yang diciptakan pemuda/i Indonesia pada Kongres Pemuda Indonesia menunjukkan adanya kegelisahan pemuda/i dari berbagai sektor di Indonesia.
“Pemuda berkumpul merupakan bagian dari bentuk demokrasi, bagaimana para pemuda bisa menghimpun gagasan untuk membentuk resolusi bagi Indonesia. Resolusi yang dihasilkan ini, menurut saya cukup kritis. Resolusi kawan-kawan dari lintas sektor ini menunjukan adanya kegelisahan terhadap masalah, namun yang hebat adalah bagaimana pemuda ini bisa sekaligus mencarikan solusi dari kegelisahannya,” ucapnya.**