KABUPATEN TANGERANG,Pelitabanten.com-Pada Rabu (17/05/2023)., Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Tangerang menertibkan empat bangunan liar yang berdiri di badan jalan di wilayah Kecamatan Sepatan Timur menuai protes dari para pemilik lapak di lahan tersebut.
Mereka melakukan protes lantaran penertiban bangunan yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Tangerang itu dinilai tebang pilih. Beberapa pemilik lapak bangli yang mengeklaim dirinya sebagai warga kabupaten Tangerang ini pun menyatakan kekecewaannya sangat besar.
“Kami sangat kecewa. Karena di sini pemerintah tebang pilih. Kenapa cuma lapak kita doang yang digusur? Padahal di belakang sekolahan SMKN Angkasa itu banyak bangunan liar dan sewa nya sangat mahal juga kan itu termasuk bangunan liar yang berdiri di atas lahan milik pemerintah, tapi gak kena gusur. Ini ada apa? Kami minta keadilan,” ungkap salah satu pemilik lapak D. Kepada wartawan.
Kata D, warga terdampak penggusuran ini sebenarnya menyadari bahwa lapak lapaknya itu melanggar, lantaran berdiri di atas lahan milik pemerintah. Pihaknya pun tak berniat menghalangi proses eksekusi di lokasi tersebut.
Namun, pihaknya pun mencium adanya ketidak adilan dalam proses penertiban sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Pasalnya, terdapat beberapa bangunan liar di lokasi tersebut yang belum tersentuh, padahal berdiri di atas lahan yang sama.
“Itu pertanyaan kita. Kenapa lapak di sana gak digusur juga. Berarti ada orang kuat di belakangnya,” tukas D sembari menunjuk bangunan yang masih kokoh berdiri di atas lahan tersebut.
Senada, R yang merupakan warga terdampak penggusuran itu menyadari posisinya yang hanya menumpang tinggal di lahan milik pemerintah. Namun, warga yang mengaku sudah 10 tahun tinggal di lahan itu turut menyoal bangunan yang tak pernah tersentuh penggusuran.
“Saya sudah hampir 10 tahun di sini, bangli yang di belakang sekolah SMKN Angkasa itu gak pernah kena gusur. Itu kan aneh. Kita pengennya Pak Bupati adil. Kalau mau gusur, ya gusur semua. Liat aja tuh lapak kita udah pada rata,” ketusnya.