TANGERANG SELATAN. Pelitabanten.com – Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie menghadiri milad ke-2 Komunitas Anggur Tangsel (KAT) bertempat di Balai Penyuluhan Pertanian, Ciputat, Tangsel, Kamis, (13/1). Dalam kegiatan tersebut, Benyamin menyampaikan bahwa dirinya bertekad ingin menjadikan Tangsel sebagai Kota Anggur.
“Kita akan dorong Tangerang Selatan selain menjadi kota Sentra Anggrek, juga menjadi Kota Anggur. Melihat potensi dan pasarnya masih terbuka sangat luas,” ujar Benyamin dalam sambutannya.
Menurutnya pemberdayaan anggur yang tak memerlukan lahan besar ini, telah sejalan dengan visi pembangunan pertanian di wilayahnya ini.
“Pembangunan pertanian di Tangerang Selatan diprioritaskan ke pertanian sektor lahan kering holtikultura bukan pertanian lahan basah karena keterbatasan ruang yang ada,” tuturnya.
Ia yakin, tekadnya ini dapat mendorong pemberdayaan perekonomian masyarakat.
Senada dengannya, Dirjen Pertanian Holtikultura Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto, memberikan apresiasinya komunitas anggur di Tangsel yang telah berhasil dengan Urban Farming ini.
Sebagai perwakilan pemerintah pusat, ia menyatakan bahwa dirinya siap akan memberikan fasilitas kepada komunitas anggur ini.
“Asalkan lahannya clear and clean. Dianjurkan agar perlu juga dipikirkan proses bisnis ke depannya seperti apa untuk skala yang lebih luas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua KAT Roy Nurdin menambahkan, komunitasnya ini sedikitnya telah membudidayakan sebanyak 60 jenis varian tanaman buah bernama latin Vitis Vinivera tersebut.
“Ke-60 varian itu didominasi asal Ukraina. Tanaman anggur tersebut saat ini ditanam di green house Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kota Tangsel di Jalan Pertanian nomor 1, Kelurahan Jombang, Ciputat, Tangsel,” kata dia.
Saat ini kata Roy, sudah terdapat 250 anggota yang tergabung di dalam komunitasnya. Dengan latar belakang profesi yang beraneka ragam.
“Sampai saat ini anggota KAT ada 250 orang, profesinya bermacam-macam, ada polisi, tentara, pengacara, security, supir sampai pengusaha. Animonya termasuk tinggi untuk tanam atau budidaya anggur ini,” ujar Roy.
Ia menjelaskan, musim hujan seperti saat ini menjadi waktu yang sangat rentan bagi tanaman anggur. Ancaman jamur dan mahalnya pupuk itu salah satu tantangan dari KAT.
Keputusan untuk memberdayakan anggur ini kata Roy, dimulai sejak dirinya terjun sebagai pegiat lingkungan. Ia merasa prihatin semakin sedikitnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
Melalui bercocok tanam inilah dia dapat ikut berkontribusi untuk memperkaya oksigen kepada lingkungan yang bermanfaat untuk semua makhluk hidup.