Beranda News

Kapolda Banten Dampingi Menteri Perindustrian Hadiri Peresmian PT. SRI

Kapolda Banten Dampingi Menteri Perindustrian Hadiri Peresmian PT. SRI
Giat Kapolda Banten Dampingi Menteri Perindustrian Hadiri Peresmian PT. SRI. Kamis, (29/11/2018). Foto Ist. Pelitabanten.com

SERANG, Pelitabanten.com — Menteri Perindustrian RI , dengan didampingi Kapolda Banten Brigjen Pol Tomsi Tohir, menghadiri peresmian salah satu Industri di Cilegon, Pada Kamis (29/11/2018)

PT. Synthetic Ruber Indonesia (PT. SRI) diresmikan langsung oleh Menteri Perindustrian RI.

Kapolda Banten Dampingi Menteri Perindustrian Hadiri Peresmian PT. SRI
Foto Ist. Pelitabanten.com

Kegiatan diawali dengan peninjauan Lokasi PT. SRI Ciwandan oleh Menteri beserta rombongan.

Dalam Sambutannya Presiden Direktur PT. Synthetic Ruber Indonesia Mr. Bradlay R Karas mengucapkan terima kasih kepada Menteri Perindustrian RI dan para tamu undangan yang telah hadir dalam kegiatan ini dimana Hari ini merupakan hari bahagia bagi dapat berkumpul dalam rangka Peresmian PT. SRI.

Ia mengungkapkan Perusahaanya, melaksanakan proses sampai dengan Peresmian ini memerlukan waktu sekitar 5 tahun, dimana PT. SRI merupakan pabrik pertama di Indonesia yang dapat memproduksi bahan baku ban yang ramah lingkungan, menggunakan teknologi ekslusif milik Michelin.

Baca Juga:  Brimob Distribusikan 3X Makan Bagi Pengungsi Desa Kerta Raja

“Ini merupakan suatu capaian baru bagi kami dengan terselesaikannya pembangunan pabrik, sekarang kami dapat memenuhi permintaan akan bahan baku ban dan mengurangi jumlah Impor bahan baku,” katanya.

Diketahui, PT. SRI merupakan perusahaan Joint Venture (Kerjasama) antara Michelin dan PT. Chandra Asri Petrochemical yang memiliki total investasi sebesar US$ 435 Juta dengan komposisi kepemilikan saham masing-masing sebesar 55% dan 45%.

Ditempat yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengapresiasi pada PT. SRI yang telah membangun pabrik karet sintetis di Indonesia untuk memenuhi permintaan domestik maupun Global.

“Kita pahami bersama bahwa sektor industi dituntut untuk menjadi penggerak utama nasional karena sektor industri berperan penting dalam menciptakan nilai tambah, perolehan devisa dan penyerapan tenaga kerja yang pada akhirnya meningkatkan ,” katanya.

Ia menyampaikan pada tahun 2017, sektor industri pengolahan non-migas tumbuh sebesar 4,84%, sedikit dibawah angka penumbuhan ekonomi tahun 2017 yang mencapai 5,07%. Kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB nasional yang mencapai angka 17.88% atau sekitar Rp. 2.430 Triliun. Industri kimia sendiri mampu memberikan kontribusi sebesar 1.25% terhadap PDB nasional.

Baca Juga:  Begini Peran Masing-Masing Tersangka Pemburu Rusa Liar di TNUK
Kapolda Banten Dampingi Menteri Perindustrian Hadiri Peresmian PT. SRI
Foto Ist. Pelitabanten.com

Dalam menghadapi berbagai tantangan sebagai akibat dari perdagangan bebas serta untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi, Pemerintah terus berupaya mendorong berkembangnya sektor industri yang berdaya saing tinggi dengan menciptakan usaha yang atraktif.

Pengembangan sektor industri pengolahan difokuskan pada penguatan rantai pasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan energi yang berkesinambungan dan terjangkau sesuai amanat yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Dalam rangka meningkatkan saing industri nasional, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian telah melakukan upaya-upaya antara lain dengan memberikan insentif tiskal seperti skema Tax Allowance serta Tax Holiday, melakukan upaya pengendalian impor dan pengamanan pasar dalam negeri, optimalisasi pemanfaatan pasar dalam negeri dan pasar ekspor serta Program Peningkatan Produksi Dalam Negeri (P3DN).

“Pemerintah juga mendorong pembangunan industri berbasis sumber daya alam yang dikembangkan mendekati sumber bahan baku dan diarahkan untuk dapat dikembangkan di wilayah-wilayah lain yang belum dioptimalkan,” katanya.

Baca Juga:  Targetkan Satu Juta Tenaga Kerja, Kemenperin Lanjutkan Link and Match

Saat ini Revolusi lndustri sudah mencapai generasi 4.0 yaitu adanya integritas antara dunia dengan produksi industri untuk meningkatkan efisiensi nilai proses industri. Oleh karena itu, Pemerintah telah berkomitmen untuk membangun industri manufaktur yang berdaya saing global melalui percepatan implementasi lndustri 4.0. Hal ini ditandai dengan ‘peluncuran Making Indonesia 4.0 pada tanggal 4 April 2018 oleh Presiden Joko Widodo sebagai sebuah peta jalan dan strategi Indonesia memasuki era digital yang tengah berjal.

Editor : Adin