SERANG, Pelitabanten.com – Kemarau panjang yang terjadi di daerah Banten menyebabkan dampak kekeringan yang meluas di sejumlah daerah di Banten. Setidaknya ada 25 desa dari enam kecamatan di Kabupaten Serang mengalami kekeringan. Di antaranya Tirtayasa, Lebak Wangi, Pontang, Tanara, Cikande dan Carenang.
Kekeringan terparah dialami di Kecmatan Tirtayasa, Serang, Banten. Dari 14 desa yang ada, hanya satu desa, yakni Desa Wargasara di Pulau Tunda yang tidak kekeringan. Akibat kekeringan air tersebut warga kesulitan mendapatkan air bersih. Hal ini diakibatkan adanya perbaikan irigasi aliran Sungai Ciujung.
“Tirtayasa paling terdampak kekeringan. Dampaknya sudah mulai ke air konsumsi dan air bersih untuk mandi dan nyuci,” kata Nanda Bachtiar dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang. Kamis (14/9/2017)
Selain berdampak kurangnya mendapatkan air bersih untuk minum dan kebutuhan rumah tangga, kekeringan juga berdampak pada persawahan yang menyebabkan gagal panen. Setidaknya ada lahan padi dan jagung yang mengalami kekeringan, namun jumlahnya tidak terlalu besar. Hanya di bawah seribu hektar di seluruh kawasan kota dan kabupaten di Banten.
“Hanya ada bahaya, bahaya itu jauh kecil hanya di bawah seribu hektar. Itu kami antisipasi mobilisasi pompa air dan tertanggulangi,” kata Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M Tauchid di Serang
Antisipasi Dinas Pertanian atas kekeringan tahun ini, lanjut Agus, juga dilakukan lewat kerja sama dengan BMKG Serang. Masa tanam tahun ini, khususnya padi dilakukan sesuai dengan jadwal dan prediksi cuaca. Jadi, sawah-sawah di Banten meskipun kering tapi sebagian besar adalah pasca panen.
“Sawa kering, tapi normal dan bukan yang sedang ada tanaman (padi) yang mati. Di Lebak puso (gagal panen) enggak ada, Pandeglang enggak ada, Tangerang enggak ada,” katanya.
Agus mengatakan di Banten sekitar 200 hektar lahan jagung yang gagal panen khususnya di Pangdelang. Tapi itu menurutnya kecil dibandingkan 50 ribu hektar pertanian jagung di Banten.
“Yang (terdampak) kekeringan salah satunya jagung, dan bisa kami tanggulangi. Yang penting petani tidak rugi, enggak ada masalah, itu di Pandeglang,” ujarnya.