LEBAK, Pelitabanten.com – Realisasi pencapaian inflasi di Kabupaten Lebak awal tahun 2017 menembus 0,4 persen sehingga terjadi kenaikkan jika dibanding rata-rata inflasi nasional 0,2 persen. Kenaikan inflasi tersebut berakibat tingginya berbagai harga bahan pokok, termasuk diantaranya cabai. Penyumbang inflasi tertinggi itu karena komoditas cabai melonjak mulai cabai keriting, cabai merah besar dan cabai rawit. Lonjakan harga cabai tersebut dipicu cuaca ekstrem disertai curah hujan tinggi, sehingga pasokan cabai ke sejumlah pasar tradisional relatif terbatas.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Lebak memfokuskan kelancaraan ketersediaan pendistribusian bahan pokok sehingga dapat mengendalikan inflasi di Kab. Lebak. “Kami terus berupaya mengendalikan inflasi agar daya beli masyarakat meningkat,” kata Kabid Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten Lebak, Orok Sukmana seusai melakukan kegiatan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Lebak, Rabu (15/3/2017).
Pemerintah daerah terus melakukan upaya pengendalian inflasi melalui kelancaran ketersediaan pendistribusian bahan pokok, selain itu juga melakukan gerakan menanam cabai bagi seluruh aparat sipil negara (ASN) dan masyarakat dan melaksanakan operasi pasar (OP) cabai guna mengendalikan harga cabai di pasaran. Begitu juga pemerintah daerah menjalin kerja sama dengan daerah lain khususnya untuk pasokan bahan pokok tersebut. “Kami berharap melalui rapat koordinasi ini bisa mengendalikan inflasi di bawah nasional,” katanya menjelaskan.
Hal tersebut sejalan dengan Bupati Lebak, Iti Octavia Jayabaya, SE, MM yang mengatakan pihaknya mewajibkan seluruh pegawai aparat sipil negara (ASN) agar menanam cabai dengan menggunakan polybag sebanyak lima batang per orang. Kewajiban pegawai ASN menanam cabai bertujuan dapat mengendalikan inflasi juga membantu ketersediaan pangan keluarga. Melalui ajakan menanam cabai itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Penanaman cabai itu mudah dengan menanam di polybag dan disimpan di teras rumah maupun pekarangan bisa tumbuh hingga dipanen. “Kami yakin menanam cabai sebanyak lima batang bisa memenuhi kebutuhan keluarga juga mampu kendalikan inflasi,” kata Ibu Bupati.
Saat ini, harga cabai melonjak di pasaran akibat keterbatasan produksi. Bahkan, petani mengalami kerugian akibat dampak cuaca ekstrem tersebut karena tanaman cabai membusuk terserang hama patek juga penyakit tanaman lainnya. Karena itu, pihaknya hingga kini harga cabai rawit masih fluktuatif antara Rp.120.000 sampai Rp.130.000 per kilogram.